Kamis, 17 Mei 2012

masyarakat multikultural

--MASYARAKAT MULTIKULTURAL --(BAB 4)

I. PENGANTAR

Dunia ini di ciptakan oleh Allah sebagai suatu sarana pemenuhan kebutuhan bagi manusia. Dan Allah menciptakan makhluknya selalu berpasang-pasangan, sedangkan dalam Al-Quran Allah berfirman bahwa telah kami ciptakan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Maka dari itu jelaslah, dalam pandangan islam suatu kemajemukan masyarakat itu memang sudah ada dari awal penciptaan manusia.
Begitu pula dilihat dari sudut pandang ilmu sosial, dalam Al-Quran manusia disebut sebagai “An-Nas”, yang artinya manusia sebagai makhluk sosial. Yang mana manusia tidak akan bisa hidup sendiri tanpa adanya dukungan dari manusia yang lain. Di beberapa ayat lain manusia disebut sebagai “AI-Insan”, ini menunjukkan bahwa manusia adalah seorang individu yang unggul. Mengapa demikian? karena seorang manusia diciptakan dengan karakter yang berbeda dengan manusia yang lainnya. Jadi, sampailah pada kesimpulan bahwa manusia adalah seorang individu sekaligus makhluk sosial yang dengan kekarakteristikannya terbentuklah suatu masyatakan majemuk yang menghiasi dunia ini.

II. PENGERTIAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL

1. Furnivall
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam suatu satu kesatuan politik.
2. Clifford Gertz
Masyarakat multikultural adalah merupakan masyarakat yang terbagi dalam sub-sub sistem yang kurang lebih berdiri sendiri dan masing-masing sub sistem terkait oleh ikatan-ikatan primordial.
3. Nasikun
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat bersifat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara setruktur memiliki sub-subkebudayaan yang bersifat deverseyang ditandai oleh kurang berkembangnya sistem nilai yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat dan juga sistem nilai dari satu-kesatuan sosial, serta seringnya muncul konflik-konflik sosial.
4. Kesimpulan saya
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang teriri dari berbagai elemen, baik itu suku, ras, dll yang hidup dalam suatu kelompok masyrakat yang memiliki satu pemerintaha tetapi dalam masyarakat itu masig terdapat segmen- segmen yang tidak bisa disatukan.

III. CIRI-CIRI MASYARAKAT MULTIKULTURAL
1. Terjadi segmentasi, yaitu masyarakat yang terbentuk oleh bermacam-macam suku,ras,dll tapi masih memiliki pemisah. Yang biasanya pemisah itu adalah suatu konsep yang di sebut primordial. Contohnya, di Jakarta terdiri dari berbagai suku dan ras, baik itu suku dan ras dari daerah dalam negri maupun luar negri, dalam kenyataannya mereka memiliki segmen berupa ikatan primordial kedaerahaannya.
2. Memilki struktur dalam lembaga yang non komplementer, maksudnya adalah dalam masyarakat majemuk suatu lembaga akam mengalami kesulitan dalam menjalankan atau mengatur masyarakatnya alias karena kurang lengkapnya persatuan tyang terpisah oleh segmen-segmen tertentu.
3. Konsesnsus rendah, maksudnya adalah dalam kelembagaan pastinya perlu adany asuatu kebijakan dan keputusan. Keputusan berdasarkan kesepakatan bersama itulah yang dimaksud konsensus, berarti dalam suatu masyarakat majemuk sulit sekali dalam penganbilan keputusan.
4. Relatif potensi ada konflik, dalam suatu masyarakat majemuk pastinya terdiri dari berbagai macam suku adat dankebiasaan masing-masing. Dalam teorinya semakin banyak perbedaan dalam suatu masyarakat, kemungkinan akan terjadinya konflik itu sangatlah tinggi dan proses peng-integrasianya juga susah
5. Integrasi dapat tumbuh dengan paksaan, seperti yang sudah saya jelaskan di atas, bahwa dalam masyarakat multikultural itu susah sekali terjadi pengintegrasian, maka jalan alternatifnya adalah dengan cara paksaan, walaupun dengan cara seperti ini integrasi itu tidak bertahan lama.
6. Adanya dominasi politik terhadap kelompok lain, karena dalam masyarakat multikultural terdapat segmen-segmen yang berakibat pada ingroup fiiling tinggi maka bila suaru ras atau suku memiliki suatu kekuasaan atas masyarakat itu maka dia akan mengedapankan kepentingan suku atau rasnya.

IV. SEBAB TERJADINYA MULTIKULTURALISME

1. Factor geografis,faktor ini sangat mempengarudi apa dan bagaimana kebiasaan sua tu masyarakat. Maka dalam suatu daera yang memiliki kondisi geografis yang berbeda maka akan terdapat perbedaan dalam masyarakat( multikultural).
2. Pengaruh budaya asing, mengapa budaya asing menjadi penyebab terjadinya multikultural, karena masyarakat yang sudah mengetahui budaya-budaya asing kemungkinan akan terpengaruh mind set mereka dan menjadkan perbedaan antara
3. Kondisi iklim yang berbeda, maksudnya hampir sama denga perbedaan letak geografis suatu daerah.

V. BENTUK MASYARAKAT MULTIKULTURAL

1. INTERSEKSI

A) Konsep
Interseksi merupakan suatu titik potong atau pertemuan. Dalam sosiologi, interseksi dikenal sebagai suatu golongan etnik yang majemuk.
B) Definisi
Dalam Sosiologi, interseksi adalah persilangan atau pertemuan keanggotaan suatu kelompok sosial dari berbagai seksi. Baik berupa suku, agama, jenis kelamin, kelas sosial, dan lain-lain dalam suatu masyarakat majemuk.
Suatu interseksi terbentuk melalui interaksi sosial atau pergaulan yang intensif dari anggota-anggotanya melalui sarana pergaulan dalam kebudayaan manusia, antara lain bahasa, kesenian, sarana transportasi, pasar, sekolah. Dalam memanfaatkan sarana-sarana interseksi sosial itu, anggota masyarakat dari latar belakang ras, agama, suku, jenis kelamin, tingkat ekonomi, pendidikan, atau keturunan berbeda-beda dapat bersama-sama menjadi anggota suatu kelompok sosial tertentu atau menjadi penganut agama tertentu.
C) Penjelasan definisi
Jadi, yang dimaksud dengan interseksi adalah suatu masyarakat yang terdiri dari banyak suku,budaya,agama, dll yang berbaur menjadi satu kesatuan di dalam komunitas tertentu.

2. KONSOLIDASI

A) Konsep
Suatu proses penguatan pemikiran atas kepercayaan yang telah diyakini agar kepercayaan akan sesuatu yang diyakini semakin kuat. Yang mana hal ini dilakukan oleh orang yang lebih mengerti akan kepercayaan yang dianut.
B) Definisi
Konsolidasi adalah suatu proses penguatan yang dilakukan untuk memberikan tambahan keimanan atas apa yang telah seseorang yakini, yang biasanya dilakukan oleh orang yang sudah mencapai tingkatan tertenatu.
C) Penjelasan definisi
Jadi, yang dimaksud dengan konsolidasi adalah suatu penguatan atas apa yang telah melekat pada dirinya.

3. PRIMORDIALISME

A) Konsep
Primordialisme adalah sebuah pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya.

B) Definisi
Primordialisme berasal dari kata bahasa latin primus yang artinya pertama dan ordiri yang artinya tenunan atau ikatan.
Ikatan seseorang pada kelompok yang pertama dengan segala nilai yang diperolehnya melalui sosialisasi akan berperan dalam membentuk sikap primordial. Di satu sisi, sikap primordial memiliki fungsi untuk melestarikan budaya kelompoknya. Namun, di sisi lain sikap ini dapat membuat individu atau kelompok memiliki sikap etnosentrisme, yaitu suatu sikap yang cenderung bersifat subyektif dalam memandang budaya orang lain. Mereka akan selalu memandang budaya orang lain dari kacamata budayanya. Hal ini terjadi karena nilai-nilai yang telah tersosialisasi sejak kecil sudah menjadi nilai yang mendarah daging (internalized value) dan sangatlah susah untuk berubah dan cenderung dipertahankan bila nilai itu sangat menguntungkan bagi dirinya.

C) Penjelasan definisi
Jadi, suatu primordialisme adalah suatu kepercayaan yang sudah mendarah daging. Maka setiap orang yang memiliki primordial pasti dia akan sulit menerima paham lain selain paham yang telah mendarah daging dalam dirinya.

4. ETNOSENTRISME

A) Konsep
Etnosentris sangat erat hubungannya dengan apa yang disebut in group feeling (keikut sertaan dalam kelompok) tinggi. Biasanya dalam suatu kelompok sosial sering kita melihat perang antar desa, perang antar suku ataupun perang dalam agama dan sebagainya. Tapi entosentris lebih kepada anggapan suatu kelompok sosial bahwa kelompoknyalah yang paling unggul.
B) Definisi
Jadi, yang dimaksud dengan etnosentris adalah suatu anggapan dari kelompok sosial bahwa kelompoknyalah yang paling unggul.

C) Penjelasan definisi
Dari definisi di atas kita dapat memahami bahwa dalam suatu masyarakat majemuk terdapat suatu kelompok yang beranggapan bahwa kelompoknyalah yang paling unggul dari kelompok-kelompok sosial lain.

5. POLITIK ALIRAN

A) Konsep
Politik aliran adalah suatu kelompok masyarakat yang tergabung dalam ormas-ormas yang memiliki suatu pemersatu berupa partai politik dalam suatu negara, sehingga ormas tersebut dikatakan penganut partai yang memang dijadikan pemersatu dalam negara.
B) Definisi
Politik Aliran adalah suatu organisasi masyarakat yang memiliki dekengan (jawa) untuk memelihara dan menyejahterakan anggotanya. Contoh : Hahdhotul Ulama’ memiliki dekengan berupa Partai Kebangkitan Bangsa(PKB), Muhammadiyyah memiliki dekengan berupa Partai Amanat Nasional(PAN), dll.

C) Penjelasan definisi
Jadi, jelas bahwa politik aliran adalah suatu partai politik yang memiliki suatu dukungan dari suatu organisasi masyarakat sebagai pembangun kekuatan dalam pemilihan umum.



Ringkasan Materi Ekonomi SMK Kelas X


>> Friday, February 24, 2012


Materi 1. Kegiatan Ekonomi dan Pelakunya
A. Kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi sebagai kegiatan ekonomi utama
a. Produksi
Produksi adalah upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang. Arah kegiatan ditujukan kepada upaya-upaya pengaturan yang sifatnya dapat menambah atau menciptakan kegunaan (utility) dari suatu barang atau mungkin jasa.

Tujuan Produksi
Tujuan kegiatan produksi adalah sebagai berikut:
a) Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga keluarga maupun rumah tangga produksi.
b) Untuk mengganti barang yang rusak (aus) atau barang yang habis
c) Untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi serta penduduk yang semakin meningkat.
d) Untuk memenuhi pasar Internasional.
e) Untuk mendapatkan keuntungan.
f) Untuk meningkatkan kemakmuran.

b. Konsumsi
Konsumsi adalah kegiatan menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu barang untuk memenuhi kebutuhan baik secara langsung maupun berangsur-angsur
Tujuan Konsumsi
1. mengurangi nilai guna barang atau jasa secara bertahap.
2. menghabiskan nilai guna barang sekaligus.
3. memuaskan kebutuhan secara fisik.
4. memuaskan kebutuhan rohani.

c. Distribusi
Distribusi merupakan setiap tindakan atau usaha yang dilakukan baik oleh orang atau lembaga yang ditujukan untuk menyalurkan barang-barang dan jasa-jasa dari produsen ke konsumen. Produsen perlu memikirkan saluran yang bagaimana yang akan dipilih untuk menyalurkan barang dan jasanya dengan tepat dan biaya murah.
• Tujuan Distribusi
Tujuan distribusi adalah untuk menyampaikan barang dan jasa dari tempat produsen ke tempat pengguna atau pemakai.
• Fungsi Distribusi
Peranan atau fungsi distribusi adalah sebagai berikut:
1. Memperlancar arus penyaluran barang dan jasa kepada penguna-penguna dapat berupa produsen yang menggunakan bahan dasar maupun pengguna akhir
2. Menyampaiakan barang dan jasa dari produsen sampai ke tangan pengguna.
• Saluran Distribusi
1. Distribusi langsung dari produsen ke konsumen
Perpindahan atau pergerakan material dilakukan secara langsung dari produsen ke konsumen. Contohnya adalah peternak mengirimkan susu ternaknya langsung ke rumah konsumen atau melalui toko pengecer miliknya sendiri dan melalui pos.
2. Saluran tidak langsung
• Produsen – pengecer – konsumen
Contoh barang yang didistribusikan dengan cara semacam ini adalah alat-alat rumah tangga, furniture, dan alat-alat sekolah. Terkadang produsen membuat gudang-gudang cabang untuk memenuhi permintaan produk di daerah lain.
• Produsen – grosir – pengecer
Barang yang disitribusikan dengan cara ini adalah yang tahan lama dan mudah didapatkan seperti barang yang terbuat dari logam, obat-obatan, dan bahan makanan.

B. Pelaku – pelaku ekonomi
a. Rumah Tangga Keluarga/ Konsumen
Rumah tangga keluarga/ konsumen adalah pelaku ekonomi yang terdiri atas ayah, ibu, anak, dan anggota keluarga lainnya. Rumah tangga keluarga termasuk kelompok pelaku ekonomi yang cakupan wilayahnya paling kecil. Rumah tangga keluarga adalah pemilik berbagai faktor produksi. Faktor-faktor produksi yang terdapat pada rumah tangga keluarga antara lain tenaga kerja, tenaga usahawan, barang-barang modal, kekayaan alam, dan harta tetap (seperti tanah dan bangunan). Faktor-faktor produksi yang disediakan oleh rumah tangga keluarga akan ditawarkan kepada sektor perusahaan.
b. Rumah Tangga Produsen/ Perusahaan
Perusahaan adalah organisasi yang dikembangkan oleh seseorang atau sekumpulan orang dengan tujuan untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Kegiatan ekonomi yang dilakukan rumah tangga perusahaan meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi.
c. Pemerintah
Pemerintah adalah badan-badan pemerintah yang bertugas untuk mengatur kegiatan ekonomi. Seperti halnya rumah tangga keluarga dan perusahaan, pemerintah juga sebagai pelaku ekonomi yang melakukan kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi.
d. Masyarakat luar negeri
Masyarakat sebagai pelaku ekonomi maksudnya adalah masyarakat luar negeri. Masyarakat luar negeri juga termasuk pelaku ekonomi yang penting bagi perekonomian, karena berhubungan dengan transaksi luar negeri. Transaksi luar negeri tidak hanya berupa transaksi perdagangan, namun juga berhubungan dengan penanaman modal asing, tukar menukar tenaga kerja, serta pemberian pinjaman.
C. Peran dan pola interaksi pelaku ekonomi
 Peran Pelaku Ekonomi
a. Peran rumah tangga produsen sebagai pelaku ekonomi:
1. Sebagai Produsen: menghasilkan barang dan jasa
2. Pengguna factor produksi: menggunakan factor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
3. Agen pembangunan: membantu pemerintah dengan menjalankan kegiatan pembangunan.
4. Sebagai distributor: sebagai mata rantai penyaluran barang dalam rangka
melyani konsumen

b. Peran rumah tangga konsumen sebagai pelaku ekonomi:
1. Rumah tangga berperan sebagai pemasok faktor-faktor produksi kepada perusahaan untuk kegiatan produksi.
2. Rumah tangga berperan sebagai pemakai (konsumen) barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
c. Peran pemerintah sebagai pelaku ekonomi:
1. Peran pemerintah sebagai pengatur
2. Peran pemerintahh sebagai pengontrol
3. Peran pemerintah sebagai penguasa
4. Peran pemerintah sebagai konsumen
5. Peran pemerintah sebagai produsen/ investor
d. Peran masyarakat luar negeri sebagai pelaku ekonomi:
1. Masyarakat luar negeri sebagai konsumen
2. Masyarakat luar negeri sebagai produsen
3. Masyarakat luar negeri sebagai investor
4. Sumber tenaga ahli

 Pola interaksi pelaku ekonomi
Dalam melakukan kegiatan ekonomi, keempat pelaku ekonomi yang telah kita bicarakan tadi saling berinteraksi satu sama lain sesuai dengan ragam transaksi yang dilakukan. Rumah tangga keluarga membeli barang-barang konsumsi dari rumah tangga produsen. Sebaliknya rumah tangga produsen membeli faktor-faktor dari rumah tangga keluarga. Perusahaan membayar pajak kepada pemerintah dan sebaliknya pemerintah membangun berbagai sarana prasarana umum yang kesemuanya untuk kepentingan rumah tangga keluarga dan produsen.rumah tangga keluarga, produsen, pemerintah mengekspor barang ke luar negeri. Sebaliknya, dari masyarakat luar negeri kita juga mengimpor barang,
Materi 2. Motif Ekonomi, Politik Ekonomi dan Prinsip Ekonomi
A. Motif Ekonomi
Motif dapat disamakan pengertiannya dengan dorongan atau alasan. Motif atau dorongan dalam banyak hal tergantung dari beberapa faktor. Ada faktor dari dalam dan ada faktor dari luar. Faktor pendorong dari dalam tergantung dari kepribadian seseorng. Ada orng yang motivasinya tinggi untuk melalukan sesuatu tidak cepat merasa puas, selalu ingin melakukan sesuatu tidak cepat merasa puas, selalu ingin menemukan hal- hal baru dan berani mengambil resiko. Tipe manusia seperti ini adalah tipe manusia wirausahawan. Sebaliknya, ada orang yang motivasinya lemah untuk berbuat sesuatu, kurang mau bisnis, bersifat statis, suka menerima penghasilan tetap, dan cepat merasa puas menerima keadaan. Sementara itu, faktor pendorong dari luar muncul dari lingkungan sekitar individu, seperti keluarga, teman, suami/ istri, atau relasi. Misalnya dorongan dari keluarga yang menyarankan seseorng untuk mencari pekerjaan yang layak atau membuka usaha yang lain untuk meningkatkan taraf hidup.
Pengertian motif ekonomi
Motif ekonomi adalah dorongan untuk melakukan tindakan ekonomi dalam rangka mencapai kemakmuran. Dengan motif ekonomi orang melakukan kegiatan ekonomi, misalnya memproduksi suatu barang atau menjalankan sebuah perusahaan. Akan tetapi yang jelas motif ekonomi mula-mula adalah dorongan untuk kesejahteraan diri sendiri dan keluarga. Setelah hasrat diri terpenuhi barulah muncul kehendak mensejahterakan pihak lain, atau pun tetap ada hubungannya dengan yang termotivasi.
Motif ekonomi adalah alasan ataupun tujuan seseorang sehingga seseorang itu melakukan tindakan ekonomi.
Motif ekonomi terbagi dalam dua aspek :
 Motif intrinsik, disebut sebagai suatu keinginan untuk melakukan tindakan ekonomi atas kemauan sendiri
 Motif ekstrinsik, disebut sebagai suatu keinginan untuk melakukan tindakan ekonomi atas dorongan orang lain.

Berbagai Motif Ekonomi
1. Motif Ekonomi Individu/ perorangan
Adalah dorongan untuk kesejahteraan diri sendiri dan keluarga.
Macam motif ekonomi individu antara lain:
a. Motif mencapai kemakmuran (meningkatkan taraf hidup)
Manusia berusaha memenuhi kebituhan hidupnya baik jasmani maupun rohani dengan tujuan mencapai kemakmuran (keseimbangan antara kebutuhan dengan alat pemenuhan kebutuhan). Dalam kedaan makmur manusia dapat memenuhi kebutuhan makanan yang bergizi, tempat tinggal yang layak, pendidikan yang tinggi dsb.

b. Motif memperoleh penghargaan (aktualisasi diri/ harga diri)
Motif menunjukan gengsi atau prestis dan harga diri manusia melalui dorongan ekonomi guna memperoleh penghargaan. Misalnya: orng yang kaya selalu berkendaraan mobil mewah agar terlihat terpandang oleh orang-orang di sekitarnya.

c. Motif mencapai kekuasaan ekonomi
Seorang pelaku bisnis yang sudah bersekala besar ingin lebih menguasai pasar secara nasional dengan mendirikan cabang-cabang di setiap kota. Motif pelaku bisnis tersebut didasari dorongan untuk mencapai kekuasaan.


d. Motif sosial / membantu sesama
Tidak semua manusia dalam bertindak ekonomi di dorong untuk kepentingan diri sendiri, tetapi ada pula yang berorientasi kepadakepentingan sosial guna membantu sesama, misalya memberi sumbangn pada panti asuhan, yayasan tuna netra dll.

2. Motif ekonomi perusahaan
Perusahaan mempunyai tiga motif ekonomi, yaitu:
a. Motif memproduksi barang dengan harga murah
Dalam rangka menang dalam persaingan, perusahaan memiliki motif untuk memproduksi barang dengan harga murah tetapi mempunyai mutu tinggi.

b. Motif mencari keuntungan
Setiap perusahaan termotivasi melakukan kegiatan adalah dalam rangkamencari keuntungan. Dengan kata lain, perusahaan selalu berorientasi pada keuntungan. Keuntungan inilah yang menjadi motor penggerak dalam menjalankan usaha.



c. Motif menjaga kontinuitas perusahaan
Perusahaan didirikan dalam waktu yang tidak terbatas, tetapi perusahaan tetap ada jika kesinambungannya dijaga yaitu tetap memiliki laba. Dengan demikian, pihak-pihak yang ada diperusahaan tetap dapat melakukan aktivitasnya.

B. Prinsip Ekonomi
Pengertian Prinsip Ekonomi
Manusia dihadapkan pada pilihan atau alternatif. Dalm menghadapi pilihan tersebut kita harus memilih mana yang paling menguntungkan. Misalnya ketika kita akan berangkat sekolah dihadapkan pada pilian naik bis kota atau taksi. Naik bis kota tarifnya murah, tetapi kurang nyaman dan membutuhkan waktu lebih lama, sedangkan bila naik taksi sebaliknya. Untuk itu perlu ada pedoman dalam memilih alternatif tersebut. Dalam ekonomi, pedoman bertindak eknomi adalah prinsip ekonomi.
Prinsip ekonomi dapat diartikan dengan tindakan untuk mendapatkan hasil yang maksimum dengan pemanfaatan biaya tertentu. Atau dengan faktor produksi tertentu berusaha untuk mendapatkan hasil produksi yang maksimal.
Prinsip ekonomi harus diberlakukan sesuai denan faktor kelangkaan yang telah kita bicarakan sebelumnya. Didorong engan faktor kelangkaan, maka faktor faktor produksi yang ada harus digunakan semaksimal mungkin dalam rangka menghasilkan barang dan jasa.
Ciri- ciri prinsip ekonomi
1. Selalu bersikap hemat
2. Selalau menentukan skala prioritas (kebutuhan yang mendesak atau penting didahulukan dan diurutkan sampai kebutuhan yang tidak penting dan tidak mendesak)
3. Selalu bertindak dengan rasional dan ekonomis (melalui perencanaan yang matang)
4. Selalu bertindak dengan prinsip cost and benefit (pengeluaran biaya diikuti dengan hasil yang ingin diperoleh)
Penerapan prinsip ekonomi dalam kegiatan ekonomi
1. Prinsip ekonomi produksi
Adalah menghasilkan barang yang mendatangkan keuntungan besar, melalui:
• Memproduksi barang yang dibutuhkan masyarakat
• Memproduksi barang dengan biaya semaksimal mungkin
• Memproduksi barang yang berkualitas

2. Prinsip ekonomi penjual
Adalah berusaha memperoleh keuntungan maksimal, melalui:
• Menjual barang yang dibutuhkan dan sesuai selera masyarakat
• Memberi pelayangan yang baik
• Menjual barang yang terjangkau konsumen
• Membeli barang semurah mungkin

3. Prinsip ekonomi konsumen
Adalah berusaha memenuhi kebutuhannya dengan tingkat kemampuan yang maksimal, melalui:
• Memilih barang yang benar-benar diperlukan
• Dapat memilih barang dan jasa yang baik dan terjamin
• Membeli barng sesuai dengan kemampuan

C. Politik Ekonomi
Meskipun para pelku ekonomi telah menjalankan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi yang dilakukan secara hati-hati bukan berarti semua itu akan berjalan tanpa kendala. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah perencanaan dan strategi yang disebut sebagai kebijakan ekonomi. Starategi atau kebijakan ini biasa dikenal sebagai politik ekonomi.
Politik adalah upaya ingin memperbaiki kehidupan masyarakat. Jadi sebenarnya secara murni orang berpolitik tujuannya adalah memperbaiki keadaan. Politik ekonomi adalah keseluruhan kebijakan yang dijalankan untuk memperbaiki keburukan ekonomi yang sedang berlangsung atau untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Contoh politik ekonomi antara lain: penetapan harga maksimum, penetapan upah minimum regional, kebijakan perdagangan internasional dengan mendorong ekspor dan lain-lain. Contoh lainnya misalnya untuk memperbaiki inflasi maka pemerintah atau pemegang otoritas moneter dalam hal ini Bank Indonesia akan melaksanakan politik ekonomi yang disebut politik moneter. Politik moneter atau tindakan moneter yang dijalankan untuk menekan laju inflasi adalah menaikkan diskonto, melaksanakan operasi pasar terbuka, dan meningkatakan cadangan untuk bank-bank komersial.

PRILAKU KONSUMEN DAN PRODUSEN

A. MANFAAT DAN NILAI SUATU BARANG
1. Manfaat Dan Nilai Suatu Barang
Barang dan jasa diperlukan manusia karena mengandung nilai-nilai tertentu yang dapat dimanfaatkan bagi kebutuhan hidupnya. Nilai-nilai tersebut disebut nilai guna. Nilai guna bersifat subyektif karena nilai guna suatu barang/ jasa bagi setiap manusia berbeda.
2. Kegunaan Benda
Suatu barang/ benda mempunyai nilai guna karena dapat digunakan sebagai alat pemuas kebutuhan, sehingga nilai kegunaannya dapat direkayasa. Kegunaan benda dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Utility of form
Suatu benda akan bertambah kegunaannya apabila bentuk benda tersebut diubah dari bentuk asalnya. Contoh: sebidang kayu akan lebih berguna bila dibuat kursi dan meja.
b. Utility of place
Suatu benda akan bertambah kegunaannya apabila diindahkan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Contoh: surplus hasil panen di suatu daerah mungkin akan terbengkalai karena tidak laku dijual di daerah tersebut dan bahkan menjadi busuk. Namun apabila hasil panen itu dipindahkan ke tempat lain, suatu daerah yang kekurangan, maka nilai kegunaannya aka bertambah.
c. Utility of time
Suatu benda akan bertambah kegunaannya bila dikaitkan dengan waktu penggunan benda tersebut. Contoh: jas hujan akan berguna pada musim hujan.
d. Utility of possessio/ ownership
Suatu benda akan meningkat kegunaannya bila terjadi perpindahan kepemilikan/ dimiliki orang yang tepat. Contoh: kamar hotel akan berguna bila disewa orang.
3. Nilai Obyektif dan Nilai Subyektif
a. Nilai obyektif
Yaitu nilai yang didasarkan pada barang atau jasanya. Suatu barang mempunyai nilai obyektif karena dapat memuaskan banyak orang. Contoh: beras, tepung, pakaian.
b. Nilai subyektif
Yaitu nilai yang didasarkan pada sudut pandang/ kepentingan orang yang membutuhkannya.
c. Nilai Pemakaian dan Penukaran
1) Nilai Pemakaian (value in use)
Yaitu nilai barang/ jasa yang digunakan orang-orang untuk memuaskan kebutuhan hidupnya
2) Nilai penukaran
Yaitu penghargaan terhadap barang/ jasa karena dapat ditukarkan dengan barang/ jasa lain.
Suatu barang/ jasa baru akan mendapatkan penghargaan, bila:
-Manusia memerlukan barang/ jasa tersebut
-Barang/ jasa diperkirakan dapat dipergunakan untuk memuaskan kebutuhan manusia
-Persediaan barang/ jasa tersebut jumlahnya terbatas.

B. PERILAKU KONSUMEN
1. Konsumsi
Adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi/ menghabiskan faedah suatu benda dalam rangka pemenuhan kebutuhan.
a. Ciri-ciri dan pembagian benda konsumsi
1) Ciri-ciri benda konsumsi, yaitu:
a) Benda yang dikonsumsi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup
b) Manfaat, nilai, ataupun volume benda-benda yang digunakan tersebut akan habis sekaligus/ berangsur-angsur.
2) Benda konsumsi dapat dibedakan menjadi:
a) Benda yang habis dalam sekali pemakaia. Contoh: makanan, minuman, dan obat-obatan.
b) Benda yang pemakaiannya berulang-ulang atau pemakaiannya dalam waktu relatif lama. Contoh: baju, tas, dan sepatu.
b. Tujuan kegiatan konsumsi
Adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup secara langsung.
c. Pola konsumsi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi faktor pola konsumsiseorang konsumen, antara lain:
1) Penghasilan
2) Pendidikan
3) Tempat tinggal dan iklim
4) Agama/ kepercayaan
5) Umur
6) Kebangsaan
7) Pekerjaan
2. Konsumen
Adalah pihak yang membutuhkan barang/ jasa sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
a. Penggolongan konsumen
Berdasarkan kenyataan yang ada di pasar, kita dapat membagi konsumen menjadi 3, yaitu:
1) Konsumen akhir
Yaitu pembeli di pasar umum (cosumer market) di pasar tradisional maupun modern. Terdiri dari keluarga rumah tangga konsumsi.
2) Konsumen industri
Yaitu pembeli di pasar industri (industrial market), yakni pasar khusus barang-barang untuk keperluan industri, seperti bahan baku produksi, perlengkapan produksi, dan peralatan industri. Terdiri orang-orang dari rumah tangga perusahaan/ produksi.
3) Konsumen antara penjual/ pedagang.
Yaitu para pembeli di pasar ulang (reseller market), yakni pasar pedagang perantara/ pasar penjual ulang. Terdiri orang-orang dan wakil perusahaan yang disebut sebagai perantara dalam penjualan, perdagangan, makelar, distributor, dll.
b. Watak konsumen
Menurut Koler (1984) para konsumen terpengaruh oleh:
1) Sifat-sifat budaya
2) Kebudayaan ( culture) adalah sumber paling dasar dari keinginan dan tingkah laku seseorang.
3) Sosial
4) Pribadi
Faktor yang mempengaruhi seorang konsumen:
a) Usia dan tahapan siklus hidup
b) Pekerjaan
c) Keadaan ekonomi/ penghasilan
d) Gaya hidup dan selera
e) Kepribadian dan konsep diri
5) Psikologis
Faktor utama yang mempengaruhi pembeli:
a) Motivasi
b) Persepsi
c) Belajar
d) Kepercayaan

3. Teori Perilaku Konsumen
Adalah upaya orang-orang untuk memenuhi berbagai jenis kebutuhannya, baik barang atau jasa, melalui upaya pemenuhan sendiri maupun dengan menggunakan daya beli yang dimiliki.
a. Nilai Guna Total dan Nilai Guna Marjinal
1) Nilai guna total ( total utility)
Yaitu tingkat kepuasan yang dinikmati konsumen saat/ setelah mengkonsumsi sejumlah barang/ jasa tertentu secara keseluruhan. Contoh: suatu kecenderungan pembelian durian di tiap kios buah dan supermarket, pada Minggu I jumlah durian yang terjual oleh pemasok adalah 15 ton dan Minggu II 20 ton, berarti nilai guna total durian sebesar 5. Hal ini menunjukkan meningkatnya kepuasn total konsumen terhadap durian.
2) Nilai guna marjinal ( marginal utility)
Yaitu perubahan kepuasan yang dinikmati dari setiap barang/ jasa yang dikonsumsi. Contoh: suatu potong kue I mempunyai nilai guna total 20, kemudian satu potong II menghasilkan nilai guna total 35, sehingga nilai guna marjinalnya adalah 15.
b. Nilai Guna dan Kepuasan
Teori kardinal dan masalah kepuasan
Disebut sebagai teori nilai guna dengan mengkuantifikasikan ( menghitung tingkat) kepuasan.
1) Kepuasan yang semakin menurun (Hukum Gossen I)
Contoh: dalam kehidupan sehari-hari adalah bila seseorang mengkonsumsi air minum. Bagi oarang yang sedang haus, air dalam gelas I mempunyai nilai yang sangat tinggi karena mampu melepaskan kehausannya. Kemudian air gelas II masih mempunyai nilai tinggi karena akan memenui kepuasannya. Namun kepuasan dari air dalam gelas berikutnya sudah berkurang. Apalagi kalau ditambah dengan air gelas berikutnya, sudah dianggap tidak memuaskan lagi.

Bunyi Hukum Gossen I: Hukum Nilai guna marginal yang semakin menurun
“Jika pemenuhan kebutuhan akan suatu jenis barang dilakukan secara terus menerus, maka rasa nikmatnya mula-mula akan tinggi, namun semakin lama kenikmatan tersebut semakin menurun sampai akhirnya mencapai batas jenuh”
2) Dampak penurunan ilai guna total terhadap nilai marjinal
Hukum Gossen I memperlihatkan turunnya kepuasan setelah melampaui tngkat kepuasan maksimal. Dampak dari penurunan nili guna total ini berbanding lurus dengan nilai marjinal. Sehingga apabila nilai guna total turun maka nilai guna marjinal juga turun”.
3) Keseimbangan nilai guna (Hukum Gossen II)
Contoh: jika seseorang merasakan lapar dan haus maka ia butuh makanan dan minuman untuk memenuhi kebutuhannya. Ia kemudian membeli makanan dan minuman sampai ke batas kekenyangannya. Seandainya uangnya sisa ikan dia gunakan untuk memenuhi kebutuhan lainnya.
Bunyi Hukum Gossen II:
“pada dasarnya, orang berusaha supaya kebutuhannya yang berbagai jenis itu dipenuhi secara harmonis. Dengan kata lain setiap orang akan berusaha memenuhi berbagai kebutuhannya sedemikian rupa, hingga dicapai suatu keseimbangan”.
Dengan kata lain :
“Jika konsumen melakukan pemenuhan kebutuhan akan berbagai jenis barang dengan tingkat pendapatan dan harga barang tertentu, konsumen tersebut akan mencapai tingkat optimisasi konsumsinya pada saat rasio marginal utility (MU) berbanding harga sama untuk semua barang yang dikonsumsinya.”


memahami kehidupan sosial budaya

1
KEHIDUPAN SOSIAL MANUSIA Oleh:
Poerwanti Hadi Pratiwi1 Dalam standar isi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), khususnya Standar Kompetensi (SK) memahami kehidupan sosial manusia, memuat tiga Kompetensi Dasar (KD), yaitu: 1) mengidentifikasi interaksi sebagai proses sosial, 2) mendeskripsikan sosialisasi sebagai proses pembentukan kepribadian, dan 3) mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi sosial. Lebih lanjut dikemukakan bahwa mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat. Kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan peserta didik untuk memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis. Berikut ini akan diuraikan lebih lanjut bahasan mengenai kehidupan sosial manusia terkait proses sosial dalam masyarakat, interaksi sebagai proses sosial, syarat-syarat interaksi sosial, sumber-sumber interaksi sosial, dan bentuk-bentuk interaksi sosial.
A. Proses Sosial dalam Masyarakat
Dalam kehidupan sehari-hari, individu selalu melakukan hubungan sosial dengan individu lain atau kelompok-kelompok tertentu. Hubungan sosial yang terjadi antar individu maupun antar kelompok tersebut juga dikenal dengan istilah interaksi sosial. Interaksi antara berbagai segi kehidupan yang sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari itu akan membentuk suatu pola hubungan yang saling mempengaruhi sehingga akan membentuk suatu sistem sosial dalam masyarakat. Keadaan inilah yang dinamakan proses sosial. Proses sosial yang terjadi dalam masyarakat tentunya tidak selalu berjalan dengan tertib dan lancar, karena masyarakat pendukungnya memiliki berbagai macam karakteristik. Demikian pula halnya dengan interaksi sosial atau hubungan sosial yang merupakan wujud dari proses-proses sosial yang ada. Keragaman hubungan sosial itu tampak nyata dalam struktur sosial masyarakat yang majemuk, contohnya seperti Indonesia.
Keragaman hubungan sosial dalam suatu masyarakat bisa terjadi karena masing-masing suku bangsa memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, bahkan dalam satu suku bangsa pun memiliki perbedaan. Namun, perbedaan-perbedaan yang ada itu adalah suatu
1 Dosen Pendidikan Sosiologi FIS UNY. Makalah disampaikan pada diskusi pengembangan materi ajar. Kerjasama antara Prodi Pendidikan Sosiologi FIS UNY dan MGMP IPS SMK Kabupaten Cilacap, 18 Januari 2012.
2
gejala sosial yang wajar dalam kehidupan sosial. Berdasarkan hal itulah maka didapatkan suatu pengertian tentang keragaman hubungan sosial, yang merupakan suatu pergaulan hidup manusia dari berbagai tipe kelompok yang terbentuk melalui interaksi sosial yang berbeda dalam kehidupan masyarakat.
Keragaman hubungan sosial dapat menimbulkan ketidakharmonisan, pertentangan, pertikaian antarsuku bangsa maupun intern suku bangsa. Jika keselarasan tidak ditanamkan sejak dini, terutama dalam masyarakat majemuk seperti Indonesia yang memiliki keragaman hubungan sosial, maka dampak negatif tersebut akan menjadi kenyataan. Sebaliknya jika keselarasan dipupuk terutama dalam masyarakat majemuk, maka dampak negatif tersebut tidak akan terjadi, bahkan keragaman kebudayaan dalam masyarakat majemuk akan menjadi suatu aset budaya yang tak ternilai harganya.
Sebagai seorang individu yang hidup dalam bangsa yang terdiri dari beragam suku bangsa dan memiliki keaneragaman budaya, pasti akan mengalami keragaman hubungan sosial. Dalam kehidupan masyarakat yang memiliki keragaman hubungan sosial tersebut, ada beberapa hal yang perlu kita sikapi dan terapkan agar keselarasan dalam keragaman hubungan sosial dapat terwujud, antara lain:
1. Mematuhi sistem nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat dimana kita hidup
2. Beradaptasi (menyesuaikan diri) dalam perkataan dan tindakan kita dengan nilai dan norma yang berlaku
3. Mengikuti aturan yang berlaku agar terjadi keselarasan sosial di dalam keluarga, masyarakat, bangsa, dan megara
4. Saling menghargai antara sesama teman merupakan tindakan yang dapat mencegah kita dari pertentangan, terutama di tengah keragaman hubungan sosial dalam masyarakat kita yang majemuk
5. Berusaha untuk mengerti dan memahami perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat untuk menghindari terjadinya pertentangan yang tidak mendatangkan manfaat apapun juga
Dalam praktek kehidupan sehari-hari, masih banyak sikap-sikap lain yang dapat dikembangkan untuk menghadapi keragaman hubungan sosial yang ada. Agar bisa menjadi seseorang yang bisa menghargai perbedaan, maka peserta didik dapat diajak belajar dari sekarang untuk menerapkan sikap-sikap tersebut.
3
B. Interaksi sebagai Proses Sosial
Kimball Young dan Raymond W. Mack mengemukakan bahwa interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama.2 Lebih lanjut John J. Macionis3 menyatakan bahwa interaksi sosial merupakan suatu proses dimana individu bertingkah laku dan bereaksi dalam hubungan dengan individu lain. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan timbal-balik antara dua atau lebih individu manusia, di mana ide, pandangan dan tingkah laku individu yang satu saling mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki individu yang lain, atau sebaliknya. Rumusan ini dengan tepat menggambarkan kelangsungan timbal-baliknya interaksi sosial antara dua manusia atau lebih. Hubungan timbal-balik tersebut dapat berlangsung antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok untuk mencapai suatu tujuan.
Interaksi sosial adalah dasar proses sosial, pengertian tersebut menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Atau dengan perkataan lain, proses sosial merupakan cara-cara berhubungan dalam kehidupan masyarakat yang dapat dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut.4 Maka apabila ada dua orang bertemu, interaksi sosial pun dimulai ketika mereka saling mengucapkan salam, berjabat tangan, saling berbicara, atau mungkin terjadi pertengkaran satu sama lain. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan contoh dari bentuk-bentuk interaksi sosial. Soleman B. Taneko5 menambahkan ciri-ciri interaksi sosial antara lain: (1) adanya dua orang pelaku atau lebih, (2) adanya hubungan timbal balik antar pelaku, (3) proses diawali dengan adanya kontak sosial, baik secara langsung (kontak sosial primer), maupun secara tidak langsung (kontak sosial sekunder), (4) adanya dimensi waktu (lampau, sekarang, dan akan datang) yang menentukan sifat hubungan timbal balik yang sedang berlangsung, dan (5) adanya tujuan dari masing-masing pelaku.
2 Soerjono Soekanto. 2001. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Hal: 67. 3 John J. Macionis. 2008. Sociology 12th ed. Pearson Prentice Hall. Hal: 144. 4 Soerjono Soekanto. Ibid. 5 Soleman B. Taneko. 1984. Struktur dan Proses Sosial. Jakarta: CV. Rajawali. Hal: 10.
4
C. Syarat-syarat Interaksi Sosial
Interaksi sosial tidak terjadi begitu saja, tetapi ada syarat-syarat tertentu supaya interaksi sosial berlangsung. Syarat-syarat tersebut adalah adanya kontak sosial dan komunikasi.
1. Kontak Sosial
Kontak sosial adalah hubungan sosial antara individu satu dengan individu lain yang bersifat langsung, seperti dengan sentuhan, percakapan, maupun tatap muka. Namun, pada era modern seperti sekarang ini kontak sosial bisa terjadi secara tidak langsung. Misalnya, orang-orang dapat berhubungan antara satu sama lain melalui telepon, telegrap, radio, surat, dan sebagainya. Perangkat-perangkat teknologi tersebut tidak memerlukan adanya hubungan fisik untuk mewujudkan suatu interaksi sosial, sehingga dapat dikatakan bahwa hubugan fisik tidak perlu menjadi syarat utama terjadinya kontak sosial.
Soerjono Soekanto,6 membagi kontak sosial dalam dua bentuk, yaitu:
a. Kontak sosial primer; kontak sosial yang terjadi secara langsung. Misalnya: langsung bertatap muka (face to face), saling bertegur sapa, berjabat tangan, saling memeluk, saling tersenyum, dan lain-lain.
b. Kontak sosial sekunder; kontak sosial yang terjadi secara tidak langsung. Contohnya: Andi meminta kepada Dio agar mau membujuk Budi untuk datang ke rumah Andi; atau Inda bercerita kepada Susi bahwa Dani sangat kagum atas prestasi Susi dalam lomba menari.
Apabila dilihat dari para pelakunya, kontak sosial dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Kontak sosial antar individu dengan individu
Contoh: seorang anak yang mempelajari kebiasaan-kebiasaan dalam keluarganya. Ia melakukan kontak dengan anggota-anggota keluarganya seperti ayah, ibu, kakak, dan sebagainya. Proses pembelajaran ini biasa disebut dengan sosialisasi.
b. Kontak sosial antar individu dengan kelompok
Contoh: seorang Lurah melakukan kontak dengan anggota-anggotanya dalam suatu rapat. Atau sebaliknya, pihak Kelurahan melakukan kontak dengan setiap anggota masyarakat ketika mengurus pembuatan KTP (Kartu Tanda Penduduk)
c. Kontak sosial antar kelompok dengan kelompok
Contoh: pertemuan OSIS antar sekolah, pertandingan sepak bola antar sekolah, dan lainnya.
6 Soerjono Soekanto. op.cit. hal: 71 – 76.
5
2. Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian sesuatu hal atau pesan dari seseorang kepada orang lain yang dilakukan secara langsung maupun melalui alat bantu agar orang lain memberikan tanggapan atau tindakan tertentu. Orang yang memberi pesan disebut komunikator, isi komunikasi atau berita yang disampaikan disebut pesan (message), sedangkan orang yang menerima pesan disebut komunikan.
Dalam komunikasi kemungkinan sekali terjadi berbagai macam penafsiran terhadap tingkah laku orang lain. Suatu senyum, misalnya dapat ditafsirkan sebagai suatu keramah-tamahan, sikap bersahabat atau bahkan sebagai sikap sinis dn sikap ingin menunjukkan suatu kemenangan. Suatu lirikan mata, misalnya dapat ditafsirkan sebagai suatu tanda bahwa orang yang bersangkutan merasa kurang senang atau bahkan sedang marah. Dengan demikian, komunikasi memungkinkan kerjasama antara orang-perorangan dan antara kelompok-kelompok manusia, atau justru mengakibatkan terjadi kesalahpahaman karena masing-masing pihak tidak mau mengalah.
Komunikasi mana yang termasuk dalam interaksi sosial? Kalau kita cermati, tidak semua komunikasi dapat menyebabkan terjadinya interaksi sosial, karena komunikasi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Komunikasi searah (one way communication); yaitu komunikasi di mana komunikan hanya sebagai obyek penerima pesan saja, tidak dapat menjadi komunikator. Hubungan hanya bersifat searah saja, tidak ada timbal balik. Misalnya, komunikasi lewat radio, televisi, atau lewat media massa cetak (koran, majalah, dan lain-lain).
b. Komunikasi dua arah (two way communication); yaitu komunikasi yang terjadi secara timbal-balik antara komunikator dengan komunikan. Suatu saat tertentu komunikator menjadi komunikan, dan saat lainnya komunikan menjadi komunikator. Jadi ada hubungan timbal-balik antara keduanya. Misalnya, proses interaksi belajar mengajar di kelas antara guru dan siswa, di mana ada saat siswa bertanya dan guru menjelaskan, atau sebaliknya.
Berdasarkan dua kategori komunikasi di atas, komunikasi dua arah termasuk dalam kriteria interaksi sosial. Hal ini sesuai dengan batasan dari interaksi sosial yang menyatakan bahwa interaksi sosial merupakan proses hubungan timbal balik antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok untuk mencapai suatu tujuan. Namun, ada kalanya komunikasi satu arah dapat menjadi jembatan untuk menciptakan interaksi sosial. Misalnya, dua orang yang
6
berkenalan lewat internet (chatting) lama-kelamaan menjadi akrab, akhirnya bertemu dan menjadi teman akrab.
D. Sumber-sumber Interaksi Sosial
Interaksi sosial walaupun bentuknya tampak sederhana, ternyata merupakan proses yang kompleks, yang tidak dapat dilepaskan dari faktor-faktor yang menjadi sumber proses sosial tersebut, antara lain: imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Sumber-sumber tersebut dapat mendorong seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain.
1. Imitasi
Imitasi merupakan tindakan seseorang untuk meniru orang lain, baik melalui sikap, penampilan, maupun gaya hidupnya, bahkan apa saja dimiliki oleh orang lain tersebut. Imitasi terjadi pertama kali dalam proses sosialisasi keluarga, karena dalam keluarga seorang individu atau anak mulai meniru kebiasaan-kebiasan yang berlaku dalam keluarganya, seperti cara berpakaian, cara berbicara, adat isitiadat, kebudayaan, dan sebagainya. Seiring dengan bertambahnya usia individu tersebut, proses imitasi ini akan terus berkembang sampai ke lingkungan tetangga, teman sepermainan, hingga lingkungan masyarakat lainnya.
Imitasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses sosial. Peranan penting imitasi itu antara lain mampu mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Namun, imitasi mungkin pula mengakibatkan terjadinya hal-hal yang negatif, karena seseorang atau sekelompok individu mengimitasi tindakan-tindakan yang menyimpang. Selain itu, imitasi juga dapat melemahkan atau bahkan mematikan perkembangan daya kreasi seseorang. Saat ini proses imitasi semakin cepat berkembang terutama di kalangan usia muda, karena berkembangnya teknologi komunikasi seperti televisi, film, internet, dan sebagainya.
2. Sugesti
Sugesti adalah cara pemberian suatu pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu, sehingga orang tersebut mau mengikuti pandangan atau pengaruh tersebut tanpa berpikir panjang. Oleh karena sugesti merupakan anjuran yang bersifat menggugah emosi spontan seseorang tanpa berpikir panjang, maka keberhasilan sugesti ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut:
a. Orang yang memberikan sugesti lebih berwibawa. Wibawa bisa disebabkan umurnya lebih tua, lebih berpendidikan, lebih berkuasa, dan lain-lain.
7
b. Pandangan yang diberikan lebih berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan si penerima sugesti
c. Lebih berhasil bila kondisi si penerima sugesti dalam keadaan emosinya tidak stabil. Sebaliknya orang yang emosinya stabil akan susah untuk diberi sugesti.
Contoh pemberian sugesti adalah maraknya iklan di televisi untuk menggunakan produk tertentu, pidato dalam kampanye partai politik, ajakan seorang teman untuk memakai narkotika, dan lainnya.
3. Identifikasi
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi ini sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.
Kesadaran akan nilai dan norma-norma itu dapat diperoleh anak melalui identifikasi dengan orang tuanya, biasanya anak lelaki mengidentifikasi ayahnya dan anak perempuan mengidentifikasi ibunya. Identifikasi itu berarti kecenderungan atau keinginan dalam diri anak untuk menjadi sama seperti ayahnya atau sama seperti ibunya. Kecenderungan ini bersifat tidak sadar bagi anak itu dan tidak hanya merupakan kecenderungan untuk menjadi seperti ayah atau ibu secara lahiriah saja, tetapi juga secara batin. Artinya anak itu secara tidak sadar mengidentifikasi sikap-sikap orang tuanya yang dapat ia mengerti mengenai norma-norma dan pedoman-pedoman tingkah lakunya sejauh kemampuan yang ada pada anak itu. Dalam proses identifikasi, seluruh sistem norma, sikap, tingkah laku orang tuanya sedapat mungkin dijadikan norma-norma, cita-cita, dan sebagainya.
Proses identifikasi dapat berlangsung
a. dengan sendirinya atau secara tidak sadar, misalnya: anak yang sewaktu kecil cenderung mengidentifikasi ayahnya
b. dengan disengaja atau rasional, artinya identifikasi terjadi berdasarkan perasaan-perasaan atau kecenderungan-kecenderungan dirinya yang tidak diperhitungkan secara rasional, misalnya: anak perempuan yang mengidentifikasi sikap dan perilaku artis Madona yang terkenal. Namun, dia tidak berpikir bahwa rasional dalam mengidentifikasi artis tersebut, bahwa pakaian dan berperilaku seperti Madona kurang sesuai dengan budaya bangsa Indonesia
8
c. dengan melihat kegunaannya untuk melengkapi sistem norma, cita-cita dan pedoman tingkah laku orang yang mengidentifikasi itu. Misalnya, seorang siswa yang mengidentifikasi guru idealnya dalam bertingkah laku di masyarakat.
Hal-hal tersebut dilakukan karena seringkali seseorang memerlukan tipe-tipe ideal tertentu di dalam proses kehidupannya.
4. Simpati
Simpati merupakan suatu proses kejiwaan bila seorang individu merasa tertarik pada seseorang atau sekelompok orang karena sikap, penampilan, wibawa, atau perbuatannya yang sedemikian rupa. Di dalam proses ini perasaan seseorang memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerjasama dengannya. Inilah perbedaan utamanya bila dibandingkan dengan identifikasi. Identifikasi lebih didorong oleh suatu keinginan untuk belajar dari pihak lain yang dianggap kedudukannya lebih tinggi dan harus dihormati, karena mempunyai kelebihan-kelebihan atau kemampuan-kemampuan tertentu yang patut dijadikan contoh. Proses simpati dapat berkembang jika berada dalam keadaan saling pengertian. Contoh: seorang pengusaha yang melihat seorang anak yang pandai dan rajin, tetapi sangat miskin yang hidup di suatu desa tertinggal. Tiba-tiba pengusaha tersebut merasa iba dan tertarik, lalu mengangkat anak itu menjadi anak asuhnya.
Simpati dapat bersifat searah dan dapat bersifat timbal balik (dua arah). Simpati searah, misalnya Alex simpati sekali dengan Bambang Pamungkas yang permainan sepak bolanya baik sekali, namun Bambang tidak mengerti kalau Alex merupakan simpatisannya. Simpati timbal balik akan menghasilkan suatu hubungan kerjasama, misalnya Rahmad Darmawan bersimpati kepada Bambang Pamungkas sebagai Kapten Sepakbola Timnas, demikian pula sebaliknya, Bambang bersimpati kepada Rahmad sebagai pelatih sepakbola yang hebat. Hasil dari saling simpati tersebut lama-kelamaan akan menciptakan kerjasama yang baik dan saling menguntungkan.
E. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Para ahli sosiologi mengadakan penggolongan terhadap bentuk-bentuk interaksi sosial. Menurut mereka, ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial, yaitu: proses sosial asosiatif dan proses sosial disosiatif.
9
1. Proses sosial asosiatif
Proses sosial asosiatif adalah proses sosial yang mengacu kepada adanya kesamaan, keserasian dan keseimbangan pandangan atau tindakan dari orang-perorangan atau kelompok orang dalam melakukan interaksi sosial. Proses sosial asosiatif mengarah kepada adanya integrasi sosial. Proses sosial asosiatif dapat berupa kerjasama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.
a. Kerjasama
Kerjasama merupakan aktivitas sosial yang melibatkan dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang sama. Beberapa Sosiolog menganggap bahwa kerjasama merupakan bentuk interaksi sosial yang utama dan banyak dilakukan orang, mengingat atas dasar bahwa segala macam bentuk interaksi tersebut dapat dikembalikan pada kerjasama. Interaksi yang berbentuk kerjasama dapat dibagi dalam tiga bentuk, yaitu:
1) Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran (tawar-menawar) barang-barang dan jasa-jasa antara dua orang/ organisasi atau lebih.
2) Cooptation, suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan
3) Coalition, kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Coalition dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu, mungkin karena dua atau lebih organisasi tersebut mempunyai struktur yang berbeda satu dengan yang lainnya. Akan tetapi, karena maksud utamanya adalah untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama maka sifatnya adalah kooperatif.
4) Joint Venture, merupakan bentuk kerjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu dengan perjanjian pembagian keuntungan menurut porsi masing-masing yang disepakati. Misalnya, dalam pembuatan jalan tol, pengusaha di Indonesia mengadakan kerjasama dengan pengusaha di Filiphina untuk membangun jalan tol di Filiphina, dengan perjanjisaan bahwa hasil perolehan atau keuntungan tersebut akan dibagi antara kedua belah pihak. Biasanya dalam joint venture tersebut satu pihak mengisi kekurangan-kekurangan pada pihak lain dan sebaliknya.
10
b. Akomodasi
Dikotomi makna istilah akomodasi adalah (1) dipergunakan untuk menunjuk pada suatu keadaan, dan (2) untuk menunjuk pada suatu proses. Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti suatu kenyataan akan adanya keseimbangan (equilibrium) dalam interaksi antara orang-perorangan dan kelompok-kelompok manusia, sehubungan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Sedangkan sebagai suatu proses, maka akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan, yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan.
Akomodasi sebagai suatu proses memiliki beberapa bentuk, yaitu:
1) Koersi (coercion), adalah akomodasi yang dilakukan dengan kekerasan dan paksaan. Bentuk ini biasanya dilakukan oleh kelompok yang lebih kuat atau berpengaruh terhadap kelompok yang lemah. Misalnya perbudakan, dimana interaksi sosialnya didasarkan pada penguasaan majikan atas budak-budaknya di mana budak dianggap sama sekali tidak mempunyai hak-hak apapun juga.
2) Kompromi (compromise), adalah akomodasi yang dilakukan dengan cara masing-masing kelompok atau pihak yang berselisih bersedia mengurangi tuntutannya sehingga terjadi kesepakatan penyelesaian konflik
3) Arbitrase (arbitrage), adalah akomodasi atau penyelesaian konflik dengan cara meminta bantuan pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau badan yang kedudukannya lebih tinggi dari pihak-pihak yang bertikai. Keputusan yang diambil oleh pihak ketiga ini bersifat mengikat. Contohnya perselihan antara buruh/ karyawan dengan pemilik perusahaan, kemudian keduanya meminta bantuan Badan Penyelesaian Perburuhan (BPP) Departemen Tenaga Kerja sebagai pihak ketiga.
4) Mediasi (mediation), yaitu penyelesaian konflik dengan jalan meminta bantuan pihak ketiga yang disepakati bersama oleh pihak-pihak yang berkonflik. Namun, keputusan yang diambil oleh pihak penengah atau pihak ketiga ini sifatnya hanyalah sebagai nasehat. Contohnya, perkelahian antar dua kampung yang berbeda dengan meminta kepala desa untuk mendamaikan.
5) Konsiliasi (Conciliation), yaitu proses akomodasi dengan jalan mempertemukan keinginan-keinginan pihak yang berselisih untuk dicapai persetujuan atau kesepakatan bersama. Contohnya, wakil perusahaan, wakil-wakil buruh, wakil-wakil Departemen Tenaga Kerja dan sebagainya, secara khusus bertugas menyelesaikan persoalan-persoalan jam kerja, upah buruh, hari-hari libur, dan sebagainya
11
6) Toleransi (Tolerance), adalah suatu akomodasi tanpa ada persetujuan secara formal antara pihak-pihak yang bertikai, namun sudah ada kesadaran dari tiap pihak. Contohnya, dalam keluarga terjadi pertikaian, namun karena masing-masing pihak menyadari kesalahannya pertikaian pun berakhir
7) Stalemate, merupakan suatu akomodasi, di mana pihak-pihak yang bertentangan karena memiliki kekuatan yang seimbang, berhenti pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya. Hal ini disebabkan karena bagi kedua belah pihak sudah tidak ada kemungkinan lagi baik untuk maju maupun untuk mundur. Stalemate tersebut, misalnya terjadi antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet (Rusia), khususnya di bidang nuklir.
8) Adjudication, yaitu suatu bentuk akomodasi yang dilakukan melalui proses di pengadilan. Contohnya, sengketa warisan dimana masing-masing ahli waris ingin mendapatkan harta warisan sebanyak-banyaknya kemudian mereka sepakat diselesaikan di lembaga pengadilan, sehingga apa pun keputusan pengadilan, semua ahli waris harus rela menerimanya.
c. Asimilasi
Asimilasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.
Dalam pengertian yang berbeda, khususnya berkaitan dengan interaksi antar kebudayaan, asimilasi diartikan sebagai proses sosial yang timbul bila ada: (1) kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya, (2) individu-individu sebagai anggota kelompok itu saling bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu yang relatif lama, (3) kebudayaan-kebudayaan dari kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri. Biasanya golongan-golongan yang dimaksud dalam suatu proses asimilasi adalah suatu golongan mayoritas dan beberapa golongan minoritas.
Dalam hal ini, golongan minoritas merubah sifat khas dari unsur kebudayaannya dan menyesuaikannya dengan kebudayaan golongan mayoritas sedemikian rupa sehingga lambat laun kahilangan kepribadian kebudayaannya, dan masuk ke dalam kebudayaan mayoritas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perubahan identitas etnik dan
12
kecenderungan asimilasi dapat terjadi jika ada interaksi antarkelompok yang berbeda, dan jika ada kesadaran masing-masing kelompok.
Jika disepakati bersama, maka beberapa contoh gambar yang sering digunakan untuk menjelaskan konsep asimilasi adalah berikut ini:
Kebudayaan A Kebudayaan B
Kebudayaan C
Bentuk struktur sosial yang mengalami proses asimilasi
+ =
Pembauran dua unsur sosial yang berbeda akan menghasilkan
suatu unsur yang baru
Sedangkan contoh yang sering digunakan untuk menjelaskan proses asimilasi yaitu:
A adalah orang Indonesia yang menyukai tarian Bali. Ia berteman baik dengan B yang merupakan orang Amrerika Latin dan bisa tarian tradisionalnya Amerika Latin (Tango). Karena keduanya terus menerus berinteraksi maka terjadilah percampuran budaya yang menghasilkan budaya baru yang merupakan hasil penyatuan tarian Bali dan Tango, tetapi tarian baru tersebut tidak mirip sama sekali dengan tarian Bali atau Tango.
d. Akulturasi
Akulturasi dapat didefinisikan sebagai proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan
13
asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Dalam hal ini terdapat perbedaan antara bagian kebudayaan yang sukar berubah dan terpengaruh oleh unsur-unsur kebudayaan asing (covert culture), dengan bagian kebudayaan yang mudah berubah dan terpengaruh oleh unsur-unsur kebudayaan asing (overt culture). Covert culture misalnya: 1) sistem nilai-nilai budaya, 2) keyakinan-keyakinan keagamaan yang dianggap keramat, 3) beberapa adat yang sudah dipelajari sangat dini dalam proses sosialisasi individu warga masyarakat, dan 4) beberapa adat yang mempunyai fungsi yang terjaring luas dalam masyarakat. Sedangkan overt culture misalnya kebudayaan fisik, seperti alat-alat dan benda-benda yang berguna, tetapi juga ilmu pengetahuan, tata cara, gaya hidup, dan rekreasi yang berguna dan memberi kenyamanan.
Proses akulturasi tersebut dapat digambarkan seperti berikut:
Unsur-unsur
+ =
Dua kebudayaan berbeda membentuk sebuah kebudayaan baru dengan
tidak menghilangkan ciri masing-masing kebudayaan
Sedangkan beberapa contoh yang sering digunakan untuk menjelaskan proses akulturasi antara lain:
1) Menara kudus, akulturasi antara Islam (fungsinya sebagai masjid) dengan Hindu (ciri fisik menyerupai bangunan pura pada agama Hindu)
2) Wayang, akulturasi kebudayaan Jawa (tokoh wayang: Semar, Gareng, Petruk, Bagong) dengan India (ceritanya diambil dari kitab Ramayana dan Mahabharata)
unsur kebudayaan dari masing-masing kebudayaan yang berbeda saling bercampur satu sama lain sebagai akibat dari pergaulan atau interaksi yang intensif dalam waktu yang lama, namun tidak menyebabkan munculnya budaya baru
14
3) Candi Borobudur, akulturasi antara agama Budha (candi digunakan untuk ibadah umat Budha) dengan masyarakat sekitar daerah Magelang (relief pada dinding candi menggambarkan kehidupan yang terjadi di daerah Magelang dan sekitarnya)
4) Seni kaligrafi, akulturasi kebudayaan Islam (tulisan Arab) dengan kebudayaan Indonesia (bentuk-bentuknya bervariasi)
2. Proses sosial disosiatif
Proses disosiatif adalah proses sosial yang mengarah ke bentuk-bentuk pertentangan atau konflik. Proses sosial disosiatif ini dapat berupa persaingan, kontravensi, pertentangan atau konflik.
a. Persaingan (competition)
Persaingan dapat diartikan sebagai proses sosial yang ditandai adanya saling berlomba atau bersaing antarkelompok atau antarindividu untuk mengejar suatu nilai tertentu agar lebih maju, lebih baik, dan lebih atau kuat. Persaingan memiliki dua sifat, yaitu:
1) Personal competition merupakan persaingan antarindividu atau perorangan yang terjadi secara langsung, seperti: perebutan kursi oleh para anggota dalam suatu organisasi untuk menduduki suatu jabatan tertentu. Tipe persaingan seperti ini disebut rivalry.
2) Impersonal competition merupakan persaingan antarkelompok, contohnya: persaingan partai-partai politik dalam memenangkan suara pada pemilihan umum.
b. Kontravensi (contravention)
Kontravensi adalah proses sosial yang terutama ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang atau suatu rencana dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian atau keragu-raguan terhadap kepribadian seseorang. Kontravensi dapat diartikan juga sebagai suatu sikap mental yg tersembunyi terhadap orang-orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan suatu golongan tertentu. Sikap yang tersembunyi tersebut dapat berubah menjadi suatu kebencian, akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian.
Kontravensi dapat mengacu kepada suatu pandangan, gagasan, ajaran, kepercayaan, rencana, atau kebijakan yang datang dari seseorang atau kelompok. Misalnya, Kepala Sekolah mengambil kebijakan untuk menaikkan sumbangan BP3 di sekolah, kemudian sekelompok siswa tertentu tidak setuju dengan kebijakan
15
tersebut, yang selanjutnya berkembang menjadi tidak senang dan benci. Sedangkan perasaan tidak senang dan benci tersebut masih disembunyikan, tidak ditampakkan kepada Kepala Sekolah. Sikap mental sekelompok siswa tersebut termasuk suatu kontravensi.
c. Pertentangan atau pertikaian (conflict)
Pertentangan atau pertikaian (conflict) adalah suatu proses sosial yang dilakukan oleh individu atau kelompok orang yang berusaha mencapai tujuannya, biasanya dengan cara menantang pihak lawan dengan disertai kekerasan atau ancaman.
Terjadinya pertentangan biasanya karena tajamnya perbedaan-perbedaan seperti perbedaan badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola kelakuan, dan sebagainya dengan pihak lain. Perasaan memegang peranan yang penting dalam mempertajam perbedaan-perbedaan tersebut, sehingga masing-masing pihak berusaha untuk saling menghancurkan. Perasaan tersebut biasanya merupakan amarah dan rasa benci yang menyebabkan dorongan-dorongan untuk melukai atau menyerang pihak lain, atau untuk menekan dan menghancurkan orang-perorangan atau kelompok manusia yang menjadi lawan. Secara rinci, faktor-faktor yang menjadi sebab pertikaian atau pertentangan antara lain:
1) Perbedaan antar orang-perorangan; seperti perbedaan pendirian, ideologi, kepentingan, dan lain-lain
2) Perbedaan kebudayaan; misalnya pertentangan yang terjadi antara suku yang satu dengan suku yang lain, yang masing-masing memiliki budaya berbeda
3) Bentrokan kepentingan; misalnya bentrokan kepentingan antara direktur dan staf bawahannya, di satu sisi staf bawahannya perlu honor yang layak, sedangkan di sisi lain direktur mengalami krisis keuangan untuk mengembangkan usahanya
4) Perubahan-perubahan sosial; perubahan sosial yang terlalu cepat juga bisa menimbulkan goncangan dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat, baik yang menyangkut tatanan strukturnya maupun tatanan nilai dan norma. Goncangan-goncangan tersebut pada akhirnya juga bisa mendorong terjadinya pertikaian antargolongan. Misalnya, pertikaian antara kelompok yang pro reformasi dengan kelompok yang pro status quo ketika terjadi perubahan di Indonesia.

Rabu, 09 Mei 2012

posting pertma

halo teman teman blogger ini posting pertama saya
di blog ini saya akan menampilkan catatan pribadi saya dan pelajan IPS kelas X SMK smester 1 yang anggap  bermanfaat untuk di baca

makalah kebudayaan masyarakat bali


MAKALAH
KEBUDAYAAN MASYARAKAT BALI


Oleh :
     Nama    :Luh Rika Sukayanti
     No        : 09
     Kelas   : X Multimedia 2

SMK NEGERI 3 SINGARAJA
                 TAHUN AJARAN
                     2012-2013



Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan karunia-Nya,makalah Kebudayaan Masyarakat Bali ini dapat diselesaikan.
Makalah ini disajikan untuk para siswa untuk membantu mengenal keadaan kebudayaan masyarakat di Bali.Makalah ini juga membahas tentang kependudukan ,kesenian dan objek wisata yang ada di Bali.dengan makalah ini diharapkan dapat membekali siswa dari yang belum mengetahui sampai dapat mengetahui.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan para siswa untuk menambah wawasan dalam belajar.






penulis













i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR………………………………….         i
Daftar isi……………………………………………         ii
BAB 1
Pedahuluan……………………………………………..          1
1.1 Latar Belakang…………………………………….           1
1.2Rumusan Masalah………………………………….           1
1.3Tujuan Penulisan…………………………………...           1
BAB 2
Pembahasan…………………………………………….           2
BAB 3
Penutup………………………………………………….          18
3.1Simpulan……………………………………………..          18
3.2Saran…………………………………………………           18
DAFTAR PSTAKA…………………………………….           19
















ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan Negara kepulauan (Negara yang terdiri dari banyak pulau). Salah satunya adalah pulau Bali, setiap tahunnya ada wisatawan adiang maupan domestik yang dating mengunjungi Bali. Mereka tidak hanya tertarik pada keinfahan alamnya saja, Tetapi mereka juga tertarik pada kebudayaan masyarakat Bali yang sampai saat ini masih terjaga dengan baik meskipun banyak kebudayaan asing masuk ke Bali.
         Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba untuk menggambarkan kebudayaan masyarakat Bali dan obyek wisata yang ada di Bali. Disamping itu penulis juga ingin mengetahui mengapi pulau Bali sangat terkenal di dunia internasional dan apa yang membuat wisatawan lebih pertarik pada pulau Bali, padahal banyak pulau-pulau lain di Indonesia.
1.2  RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana keadaan umum Pulau Bali?
2.      Bagaimana kebudayaan masyarakat Bali?
3.      Dimana  saja objek wisata alam di Bali?
4.      Dimana saja objek wisata belanja di Bali?

1.3     Tujuan Penulisan
  • Untuk menambah wawasan tentang kebudayaan pulau Bali.
  • Untuk mempraktekan teori yang didapat dari sekolah.
  • Siswa dapat mengetahui kebudayaan masyarakat di Bali.

1.
BAB II
                   PEMBAHASAN
KEADAAN UMUM PULAU BALI
2.          Letak Geografis
         Provinsi Bali terletak 8o03’40”LS – 8o48”LS dan 144o25’53”BT – 115o42’400”BT, dengan luas wilayah 5.88,8 km2. Bali beriklim tropis dengan curah hijan sedang, Sekitar 120 mm perbulan. Musimhujan terjadi pada bulan Oktober-April dan musim kemarau terjadi pada bulan April-Oktober.
         Pulau Bali terletak duisebelah timur pulau Jawa, dengan batas-batas sebagai berikut:
  • Sebelah Utara     :           Laut Jawa
  • Sebelah Tmur     :           Selat Lombok
  • Sebelah Selatan  :           Samudra Indonesia
  • Sebelah Barat     :           Selat Bali
 2.     Wilayah
         Pulau bali termasuk dalam kepulauan Nusa Tenggar, Indonesia. Pulau yang luasnya 5.808,8 km2 ini ibelah dua pegunungan yang  membujur dari barat  ke timur, Sehingga daratan yang agak sempit disebelah utara dan daratan yang lebih luas di sebelah Selatan. Pegunungan yang sebagian besar masih tertutup oleh hutan rimba tersebut mempunyai hal yang penting dalam pandangan hidup dan kepercayaan penduduk pulau bali. Di wilayah pegunungan itulah terletak pura-pura yang dianggap suci oleh orang bali , seperti Pura Pulaki, Pura Batukaru, dan yang utama adalah pura Besakih di kaki gunung Agung yang merupakan gunung tertinggi di bali.

2.
3.     Pemerintah
         Provinsi bali terdiri dari 8 kabupaten yaitu:
  • Jembaran dengan ibukota Jimbaran
  • Tabanan dengan ibukota Tabanan
  • Badung dengan ibukota Denpasar
  • Gianyar dengan ibukota Gianyar
  • Klungkung dengan ibukota Smrapura
  • Bangli dengan ibukota Bangli
  • Karangasem dengan ibukota Amtapura
  • Buleleng dengan ibukota Singaraja
            Di tambah satu kota madya yaitu Denpasar, 51 Kecamatan, 658 des, 3.568 Banjar dinas.
 Provinsi bali dipimpin oleh seorang gubernr, sedangkan kabupaten di pimpin oleh Bupati, dan kota madya dipimpin oleh seorang wali  kota.
         Berikut gubernur-gubernur yang pernah menjabat di bali:
  • Anak Agung Bagus Satudja                                                        1950-1958
  • I Gusti Bagus Okta                                                                      1958-1959
  • Anak Agung Bagus Satudja                                                        1959-1965
  • I Gusti Putu Marta                                                                       1965-1967
  • Soekarmen                                                                                   1967-1978
  • Ida Bagus Marta                                                                          1978-1988
  • I Bagus Okta                                                                                1988-1993
  • I Bagus Okta                                                                                1993-1998
  • Dewa made Beratha                                                                     1998-2003
  • Dewa made Beratha                                                                     2003-2008

3.
4.     Penduduk
         Jumlah penduduk bali tahun 1997 berjumlah 2.903.582 jiwa terdiri dari 1.446.822 jiwa laki-laki dan 1.459.760 jiwa perempuan. Sedangkanjumlah penduduk warga negaraIndonesia keturunan berju,lah 2.906.582 jiwa. Jumlah transmigasi yang dari bali tahun 1997 yaitu 5.458 jiwa.
KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT BALI
1.     Sistem kepercayaan
            Mayoritas masyarakat bali adalah beragama Hindu. Dalam kehidupan beragama, masyarakat bali yang beragama Hindu percaya adanya satu tuhan dalam bentuk Trimurti yang Esa yaitu Brahmana (yang menciptakan), Wisnu (yang melindung dan memelihara), dan siwa (yang merusak). Selain itu masyarakat bali juga percaya kepada berbagai Dewa yana lain yang kedudukannya yang lebih rendah dari Trimurti, seperti dewa Wahyu (dewa angin), dan Dewa Indra (dewa perang). Agama Hindu di Bali juga mempercayai adanya roh abadi (Otman), buah dari setiap perbuatan (Karmapala), kelahiran kembali dari jiwa (Punarbawa) dan kebebasan jiwa (moksa), semua ajaran-ajaran itu berada di kitab Wedha.
            Tempat untuk melakukan persembahyangan (ibadah) agama Hindu di Bali dinamakan Pura atau Sangeh. Tempat ibadah ini berupa sekelompok bangunan-bangunan suci yang sifatnya berbeda-beda. Ada yang bersifat umum seperti Pura desa dan ada yang sifatnya khusus yaitu Pura keluarga. Di bali terdapat beribu-ribu pura atau sangeh yang masing-masing pura tersebut mempunyai hari upacara (hari perayaan) tertentu sesuai denga perayaan leluhur mereka yang telah ditentukan oleh sistem tanggalanya sendiri-sendiri.
           
4.
Upacara tradisional khas Bali yang mempunyai daya tarik bagi wisatawan adalah upacara Ngaben. Ngaben adalah upacara pembalkaran mayat di Bali. Dengan demikian, setiap orang yang sudah meninggal tidak cikubur melainka dibakar. Upacara  ini memerlukan biaya yang cukup besar, dan biasanya dilakukan oleh orang-orang yang mampu saja. Sebalum dibakar terlebih dahulu orang yang meninggal diletakan di sebuah tandu panjang (seperti keranda), kemudian dibawa ketempat pembakaran. Tandu ini biasanya diangkat oleh empat sampai delapan orang yang merupakan kerabat atau saudara dekat dari orang yang meninggal. Dalam perjalanan pengiring mengucapkan puji-pujian dan nyanyian sebagai pemujaan yang dipimpin oleh pemangku setelah sampai di tempat pembakaran, sebelum masuk pintu, tandu tersebut diputar-putar sebanyak tiga kali, sebagai tanda penghormatan dan izin untuk memasuki tempat pembakaran. Setelah dibakar, kemudian abu tersebut di buang kelaut, ada juga yang disimpan di tempat khusus.
            Selain upacara Ngaben, ada juga upacara lain seperti upacara hariraya Nyepi, Ngebak Geni, Hari Raya Kuningan, Hari raya Galungan, dll.
            Keseluruhan upacara di bali dapart di kelompokan sebagai berikut :
  1. Manusia Nyadan, yaitu upacara siklus dari anak-anak sampai dewasa
  2. Putra Nyadan, yaitu upacara untuk roh-roh
  3. Dewa Nyadan, yaitu upacara pembesaran
  4. Buta Nyadan, yaitu upacara yang ditunjukan untuk roh-roh jahat
            2.      Sistem Kasta
                        Akibat kuat agama Hindu, di Bali berlaku sistem kasta, yaitu pemisahan masyarakat berdasarkan kedudukan atau tingkat kehormatan. Berdasarkan hal tersebut, masyarakat Bali dibedakan menjadi 4 Kasta, yaitu :
           
5.
1.  Kasta Brahmana
Kasta ini ditempati olah para dewa kerajaan, seperti pendeta. Kasta ini merupakan kasta tertinggi di bali, sehingga seseorang dapat menduduki kasta ini sangat dihormati oleh masyarakat umum atau kasta dibawahnya.
              2.  Kasta Ksatria
Kasta ini ditempati oleh para bangsawan kerajaan seperti raja, pangeran dan berbagai pengawal kerajaan seperti patih dan panglima perang, pejabat-[ejabat kerajaan yang diberi wewenang untuk memimpin daerah tertentu dibawah daerah kekuasaan raja. Kasta Ksatria dianggap kasta yang mempunyai gengsi dan martabat atau derajat yang tinggi bagi orang yang ada di dalamnya.
            3.  Kasta Waisya
Kasta ini di tempati oleh para petani dan pedagang. Petani di bali juga digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan kekayaan material atas kepemilikana tanah, sawah dan tempat tinggal.
  • Petani Kelas Atas
Petani karya atas adalah mereka yang mempunyai penghasilan atas sawah atau ladang lebih dari cukup dan bisa di gunakan untuk mencukupi dan menghidupi seluruh keluarga dan saudaranya. petani karya atas ini memiliki sawah lebih dari 5 hektar dan juga memiliki tanah pekarangan beserta halman untuk rumah tempat tinggalnya. Bagi petani karya atas, penggarapan sawah tidak dilakukan sendiri, tetapi dengan cara mempekerjakan buruh tani atau dari kasta sudra.
  • Petani Kaya Sedang
Petani golongan ini mempunyai sawah dengan luas 1-5 hektar atau mempunyai sawah cukup luas, hingga hanya dapat mencukupi kebutuhan keluarganya sendiri,
6.
tetepi untuk mencukupi kebutuhan saudaranya ditangguhkan.
  • Petani Kaya Bawah
Yaitu petani yang hanya mempunyai sawah kurang dari 1 hektar. Petani ini mengolah sendiri sawah mereka, hasilnya sebagai konsumsi pribadi beserta keluarganya.
            4.  Kasta Sudra
Kasta Sudra pada masyarakat bali yaitu mereka yang keberadaanya kurang dihormati. Golongan kasta Sudra ini tidak memiliki hak kepemilikan atas tanah pekarangan atau rumah tempat tinggal. Kasta ini merupakan kasta terendah dalam pembagian kasta di bali.
3.     Sistem Kesenian
            Sistem keseniandi bali antara lain tari-tarian Bali, rumah adat dan pakaian adat bali. Tari-tarian Bali seperti tari Legong dan tari Kecak sanat disukai oleh wisatawan. Tari Legomg merupakan tari yang menceritakan kisah cinta raja Lasem, sementara tari Kecak mengiahkan tentang Bola Tantra Kera Hanoman dan Sugriwa.
            Beberapa rumah adat di bali antara lain gapura candi Bentar yang merupakan pintu masuk istana raja. Balai Bengong yaitu tempat peristirahatan raja beserta kori Babetelan yaitu pintu masukuntuk upacara keluarga.
            Pakaian adat bali pria adalah ilat kepala (destar) kain songket Saput dan sbilah Keris yang diselipkan kepinggang bagian belakang. Sedangkan untuk wanita umumnya menggunakan dua helai kain songket, stangen Songket dan selendang, serta memakai hiasan bunga emas da bunga kamboja.


7.
4.     Sistem Kekerabatan
Perkawinan merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan manusia, demikian juga dengan masyarakat bali yang memperoleh hak-hak dan kewajiban-kewajibannya sebagai warga masyarakat, untuk melakukan perkawinan.
Menurut ajaran adat lama yang banyak dipemgaruhi oleh sistem klan-klan (dadra) dan sistem kasta (wangsa), perkawinan dilakukan antara warga se-klan atau antara warga yang sianggap sederajat dalam kasta. Sementara perkawinan yang dianggap pantangan adalah perkawinan Bentukar (makadengan ngad) yaitu perkawinan antara perempuan suami dengan saudara laki-laki istri, perkawinan ini dianggap pantangan karena menurut kepercayaan dapat mendatangkan bencana. Selain itu, perkawinan pantangan lain yang merupakan dosa besar adalah perkawinan antara seseorang dengan anaknya, seseorang dengan saudara kandungnya atau saudara tirinya dan antara seseorang dengan anak dari saudara perempuan maupun laki-lakinya.
Pada umumnya pemuda di bali dapat memperoleh seorang istri dengan dua cara yaitu cara memina kepada keluarga si gadis atau dengan melarikan si gadis.kedua cara tersebut merupakan adat-adat perkawinan di bali. Kedua cara tersebut dilakukan dengan melakukan kunjungan resmi dari keluarga si pemuda kepada si gadis, guna meminang si gadis atau dengan memberitahukan kepada keluarga si gadis bahwa si gadis telah di bawa lari untuk di kawinkan. Kemudian diadakan upacara perkawinan dan kunjunga resmi dari keluarga si pemuda kerumah orang  tua si gadis untuk meminta diri kepada roh nenek moyang si gadis.
Setelaha menikah, biasanya pasangan suami istri baru menetap di kompleks perumahan dari orang tua si suami. Tetepi tidak sedikit suami istri baru menetap di rumah baru. Sebalikanya ada pula suatu adat perkawinan dimana pasangan suami istri baru menetap di kompleks perumahan keluarga si istri.

8.
5.     Kehidupan Sosial Masyarakat Bali
 1.  Banjar
Merupakan bentuk kesatuan-kesatuan wilayah social yang didasarkan pada kesatuan wilayah. Kesatuan sosial tersebut diperkuat oleh kesatuan adat dan upacara, upacara keagamaan yang keramat. Di daerah pegunungan, sifat keanggotaan banjar hanya terbatas pada yang lahir di wilayah banjar tersebut. Sedangkan di daerah datar, sifat keanggotaanya tidak tertutup dan terbataspada orang-orang asli yang lahir di Banjar itu. Orang dari wilayah lain atau lahir di wilayah lain dan kebatulan menetap di Banjar bersangkutan di pisahkan untuk menjadi anggota (karma Banjar) jika yang bersangkutan menghendaki. Pusat banjar adalah Bale Banjar, di mana warga Banjar bertemu pada hari-hari yang tetap. Banjar di kepalai oleh seorang kepala yang disebut kelai Banjar. Tugasnya tidak hanya menyangkut segala urusan dalam lapangan kehidupan dari Banjar sebagai suatu komunitas, tetapi juga lapangan kehidupan beragama. Selain itu, ia juga harus memecahkan masalah yang menyangkut adat. Kadang kalian Banjar juga mengurus hal-hal yang sifatnya berkaitan dengan administrasi pemerintahan.
    
2.  Subak
Subak di bali seolah-olah lepas dari Banjar, dan mempunyai kepala sendiri. Orang yang menjadi warga Subak tidak semuanya sama dengan orang yang menjadi anggota Banjar. Warga Subak adalah oemilik atau penggarap sawah yang menerima air irigasi dari bendungn-bendungan yang di urus oles suatu subjek.
     3.  Sekaa
Dalam kehidupan masyarakat bali, ada organisasi-organisasiyang bergerak dalam lapangan kehidupan yang khusus yaitu Seka.
9.
Orgsnisasi ini bersifat turun-temurun, tetepi adapula yang bersifat sementara. Ada seka yang fungsinya menyelenggarakan hal-hal atau upacara-upacara yang berkenaan dengan desa, misalnya Seka Baris (perkumpulan tari baris), Seka teruna-teruni, Seka tersebut sifatnya permanen. Dan yang bersifat sementara seperti Seka yang didirikan berdasarkan suatu kebutuhan tertentu, misalnya Seka Memula (perkumpulan menuai), Seka Gong (perkumpulan gamelan), Seka-seka tersebut biasanya merupakan perkumpulan yang terlepas dari organisasi Banjar maupun desa.
     4.  Gotong Royong (Ngupoin)
Meliputi aktifitas disawah (seperti menanam,menyiangi, memanen, dll) dalam sekitar rumah tangga (memperbaiki atap rumah, dinding rumah, memperbaiki sumur, dll), dalam perayaan-perayaan atau upacara-upacara yangdi adakan oleh suatu keluarga atau dalam peristiw kecelakaan dan kematian, Mgupoin antara individu biasanya dilandasi oleh pengertian bahw bantuan tenaga yang diberikan wajib di balas dengan tenaga juga.
                                    OBJEK WISATA ALAM BALI
 Sampai sekarang Bali merupakan daerah tujuan wisata yang utama di Indonesia padahal masih banyak tempat wisata lainnya di Indonesia. Bali memiliki daya tarik tersendiri sebagai daerah wisata, keindahan alam dan seni budayanya berbeda dengan negara lain. Alam pulau Bali yang bersatu dengan kehidupan masyarakatnya yang ramah tamah merupakan salah satu daya tarik bagi wisatawan.
Beberapa objek wisata yang ada di Bali antara lain :

10.
A.    Tanah Lot
Tanah Lot merupakan sebuah objek wisata di Bali. Di Tanah Lot ada dua pura yang terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari Pura Sad kahyangan, yaitu pura-pura yang merupakan sendi-sendi Pulau Bali. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut.
Objek wisata Tanah Lot terletak di desa Beraban Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan. Di sebelah utara pura Tanah Lot terdapat sebuah pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung). Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam (sunset), turis-turis biasanya ramai pada sore hari untuk melihat keindahan sunset itu.
B.     Tanjung Benoa
Tanjung Benoa merupakan pantai berpasir putih. Di tempat ini wisatawan disuguhi beraneka water sport, misalnya : Banana boat, para celing, diving, speed boad. Tempat ini wisatawan juga dapat berkunjung ke Pulau Penyu, yaitu sebuah pulau kecil yang terdapat berbagai macam penyu, dari ukuran yang paling kecil sampai yang paling besar. Selain itu ditempat ini wisatawan juga dapat menguji diri dengan olahraga memacu adrenalin.
            Menurut masyarakat setempat di Pulau Penyu hidup seekor penyu berkepala manusia dan dianggap kramat oleh masyarakat Bali. Untuk dapat mencapai Pulau Penyu kita dapat menyewa perahu motor yang tersedia dengan
membayar uang sewa yang lumayan menguras kantong kita sebagai pelajar, dan dengan waktu yang telah ditentukan.
11.
Selain itu Tanjung Benoa – Nusa Dua juga dapat berbagai fasilitas antara lain restaurant dan hotel.
C.  Garuda Wisnu Kencana (GWK)
Patung Garuda Wisnu Kencana berlokasi di Bukit Unggasan – Jimbaran, Bali. Patung ini merupakan karya pematung terkenal di Bali, I Nyoman Nuarta patung ini dikembangkan sebagai taman budaya dan menjadi ikon bagi pariwisata Bali dan Indonesia. Patung tersebut berwujud Dewa Wisnu yang dalam agama Hindu adalah Dewa pelindung yang mengendarai burung Garuda. Tokoh Garuda dapat dilihat dikisah Garuda dan kerajaannya yang berkisah mengenai rasa bakti dan pengorbanan burung Garuda untuk menyelamatkan ibunya dari perbudakan yang akhirnya dilindungi oleh Dewa Wisnu.
Patung ini diproyeksikan untuk mengikat tata ruang mengenai jarak pandang sampai dengan 20 km sehingga dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa Dua hingga Tanah Lot. Patung GWK ini merupakan simbol dari misi penyelamatan lingkungan dan dunia. Patung ini terbuat dari campuran tembaga dan baja seberat 4.000 ton, dengan tinggi 75 meter dan leher 60 meter.
D.  Pantai Kuta
Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di sebelah selatan Denpasar, Ibukota Bali, Indonesia. Pantai Kuta terletak di Kabupaten Badung.
Daerah ini merupakan sebuah tujuan wisatawan turis mancanegara dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal tahun 70-an. Pantai Kuta sering pula disebut sebagai pantai matahari terbenam (sunset beach) sebagai lawan pantai.
Di Kuta terdapat banyak pertokoan, restoran, dan tempat pemandian serta jemur diri, selain keindahan pantainya,
12.
Pantai Kuta juga menawarkan berbagai macam jenis hiburan lain misalnya bar dan restoran di sepanjang pantai menuju Pantai Legian.
Pantai ini juga memiliki ombak yang sangat bagus untuk olahraga surfing, terutama bagi peselancar pemula.
E. Pantai Sanur
Pantai Sanur adalah sebuah tempat pelancong pariwisata yang terkenal di Pulau Bali. Tempat ini letaknya persis di sebelah timur kota Denpasar, Ibukota Bali. Sanur berada di Kabupaten Badung.
Pantai Sanur adalah lokasi utama untuk berselancar (surfing), ombak pantai Sanur sudah termasyhur diantara para wisata mancanegara. Tak jauh dari lepas pantai Sanur terdapat juga lokasi wisata selam (Snorkeling) karena kondisinya yang ramah, lokasi selam ini dapat digunakan oleh para penyelam dari semua tingkatan keahlian. Pantai ini juga dikenal sebagai sunrise beach (pantai matahari terbit) sebagai lawan dari Pantai Kuta.

F.   Danau Bedugul
Danau ini terletak di desa Cani Kuning Kecamatan Batuniti Kabupaten daerah tingkat dua Tabanan. Karena di kaki bukit pada ketinggian 1.240 m diatas permukaan laut, sehingga daerah tersebut mempunyai suhu cukup dingin dan suhu rata-rata pada malam hari mencapai 180C dan suhu siang hari mencapai 240C.
Bedugul terletak 29 km dari kota Denpasar, menuju arah utara dengan jalan menuju Singaraja. Bedugul terletak di pegunungan di pinggir danau peretan dengan dikelilingi oleh dusun-dusun di sekitarnya, seperti taman tunda, bukit mungsu, tandi kuning dan kembang merta.
13.
Setiap satu tahun sekali di Bedugul diadakan upacara “Makelem”, yaitu upacara membuang sesaji berupa kambing dan angsa sebagai upacara terima kasih kepada Tuhan karena daerah ini mempunyai tanah yang subur sehingga dapat menghasilkan sayur-sayuran dan buah-buahan.
Danau Bedugul merupakan sebuah danau yang indah. Danau ini sangat luas dan udaranya sangat sejuk. Di tempat ini terdapat tempat penyewaan jet sky yang dapat digunakan untuk mengelilingi danau Bedugul. Di tempat ini terdapat pertokoan atau pusat perbelanjaan yang menjual souvenir-souvenir dan pakaian khas Bali. Bedugul juga merupakan salah satu objek wisata yang banyak diminati wisatawan.
G.  Art Center
Art Center merupakan bangunan yang cukup besar, bangunan ini biasa digunakan untuk pementasan seni tari kecak dan tari barong. Art Center terletak di Denpasar bagian timur.
Salah satu keunggulan dari Art Center ini adalah banyaknya para seniman-seniman, baik yang muda atau tua dari Bali yang memerankan karya –karya seni mereka. Mayoritas hasil kerajinan dari para seniman berupa kerajinan perak yang harganya sangat mahal, selain itu juga terdapat kerajinan patung yang terbuat dari kayu.
H.  Alas Kedaton
Alas Kedaton atau sering disebut juga hutan Sangeh ini terletak di Kabupaten Badung. Hutan ini luasnya sekitar 10 Ha dan merupakan hutan cagar alam yang dilindungi. Karena di hutan ini terdapat beribu-ribu kera yang menempati hutan ini, dan juga terdapat pohon-pohon yang besar dan usianya sangat tua.
Didalam hutan Sangeh terdapat 4 macam pura yang tempatnya terpisah-pisah Diantaranya yaitu :
14.
  1. Pura Pule, Pura ini terdapat di depan jalan masuk hutan Sangeh
  2. Pura Tifta, pura ini berada di pinggir hutan Sangeh bagian timur.
  3. Pura Melintang, pura ini terdapat tepat di tengah-tengah hutan Sangeh.
  4. Pura Bukit Sari, pura ini berada di pinggir hutan Sangeh bagian barat.
Apabila pengunjung memasuki hutan Sangeh, para pengunjung akan disambut oleh sekawanan kera yang mengharapkan makanan dari para pengunjung. Kera-kera itu dianggap keramat dan selain kera juga terdapat kelelawar yang hidup di pohon-pohon.
            Daya tarik hutan Sangeh ini adalah yang masih asli dan terdapat banyak satwa langka. Ada sebuah upacara yang pasti dilakukan masyarakat Bali yang disebut upacara pidalam yang dilaksanakan 20 hari setelah hari raya Galungan.
WISATA BELANJA BALI
A.    Joger
Joger terletak di Jalan Raya Kuta, Kuta Bali, atau ± 3,5 km sebelah utara Bandara Internasional Ngurah Rai Bali. Di tempat ini pengunjung dapat membeli oleh-oleh berupa kaso Joger, sandal, jaket, tas dan pernak-pernik lainnya. Harga barang-barang disini memang cukup mahal karena mutu dan kualitasnya tidak diragukan lagi. Namun meski harganya tergolong mahal. Jogger tidak pernah sepi pengunjung.
Ciri khas kaos Joger yaitu pada kaos terdapat permainan kata-kata. Saat kita memasuki tempat ini, kita harus melewati penjagaan yang cukup ketat, para pengunjung harus menaati ketentuan-ketentuan yang berlaku, seperti saat akan masuk, pengunjung harus memakai stiker yang bertuliskan “VIP JOGER” sebagai tanda masuk.
Joger hanya ada di Bali dan tidak buka cabang di tempat lain. Jogger akan ditutup pukul 18.00 WITA.
15.
B.     Tenun Galuh
Galuh juga merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang terdapat di Bali. Disini terdapat berbagai aneka tenun tradisional khas Bali yang berkualitas ekspor ada di tempat ini karena kualitas yang sudah tidak diragukan lagi, harganya pun relatif tinggi. Selain tenun, di tempat ini juga menjual pernak-pernik khas Bali seperti patung khas Bali, lukisan-lukisan khas Bali. Saat libur sekolah, Tenun Galuh memberi diskon atau potongan harga hingga 50% dari harga yang ditawarkan. Diskon ini berlaku hanya untuk pelajar.
Di tempat ini pengunjung tidak hanya dapat berbelanja saja, tetapi juga menikmati keindahan taman belakang. Di taman belakang terdapat aneka bunga yang menghiasi seperti bunga anggrek yang mempesona dan dapat dijadikan tempat bersantai sejenak setelah melihat-lihat kerajinan tenun galuh.
C.    Cening Ayu
                  Di tempat ini pengunjung dapat berbelanja aneka makanan khas Bali, seperti kacang rahayu, brem dan lainnya. Sebelum membeli makanan, pembelidapat mencicipi makanan yang sengaja dipersiapkan oleh penjual. Selain makanan Cah Ayu juga menjual pakaian, sandal, gantungan kunci, dan pernak-pernik lainnya. Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau.
D.  Pasar Seni Sokawati
Pasar Sokawati merupakan salah satu pasar tradisional yang terletak sekitar 30 km arah timur Denpasar (40 menit perjalanan dari Kuta). Di tempat ini, kita bisa berbelanja sepuas mungkin untuk mendapatkan barang-barang atau benda-benda yang kita inginkan. Pasar ini sangat terkenal di Pulau Bali, banyak para wisatawan baik dalam negeri maupun asing datang ke tempat ini. Di pasar ini, harga yang ditawarkan cukup mahal, tapi anda tak perlu khawatir, karena di tempat ini anda dapat menawar serendah mungkin.
16.
Di pasar ini segala jenis batang-barang yang berkaitan dengan mudah. Selain itu disini juga menjual souvenir-souvenir dan pakaian-pakaian khas Bali.
Setiap kios di pasar ini mempunyai sesajen dengan aroma yang khas. Mereka sangat percaya bahwa dengan adanya sesajen artinya kita melakukan sembahyang atau bedoa. Hal itu dilakukan supaya usaha mereka lancar.














17.

BAB III
         PENUTUP
3.1      Simpulan
Setelah menyusun karya tulis ini, penulis menyimpulkan :
  1. Pulau Bali sangat terkenal di dunia internasional karena memiliki keindahan alam dan seni budaya yang sangat menarik, serta masyarakat Pulau Bali dapat bersatu dengan alam Pulau Bali.
  2. Meskipun Bali banyak dimasuki oleh orang asing, tetapi masyarakat Pulau Bali dapat terus menjaga kebudayaan asli mereka.
  3. Obyek-obyek wisata Pulau Bali sangat menarik dan ramai pengunjung, wisatawan tidak hanya dari dalam negeri tetapi juga dari mancanegara.
  4. Pulau Bali merupakan obyek wisata alam yang sangat menawan, tidak ketinggalan pula wisata belanjanya yang menjajakan hasil seni kerajinan dari daerahnya.
  5. Pulau Bali merupakan aset daerah yang dapat menambah devisa negara, karena Bali tidak pernah sepi pengunjung, baik dari dalam maupun luar negeri.
 `          3.2     Saran
Setelah mengetahui hasil observasi, penulis menyarankan :
  1. Hendaknya pemerintah Bali dan masyarakat Bali menjaga kebudayaan Bali yang merupakan bagian dari warisan leluhur bangsa Indonesia.
  2. Mempromosikan obyek wisata yang ada di Pulau Bali agar wisatawan mancanegara datang  ke Indonesia dan dapat menambah devisa negara.
  3. Pemerintah Bali dan masyarakat Bali hendaknya menjaga keamanan Pulau Bali, agar wisatawan dari dalam maupun luar negeri merasa tenang jika berkunjung ke Bali.
18.
DAFTAR PUSTAKA
Brosur Mutiara Wisata. 2007.
Pedoman Penyusun Karya Tulis Siswa SMA Negeri 3 Pemalang. Pemalang.
Astika, Ketut Sudhana. 1999. Analisis Kebudayaan. Jakarta : Depdikbud.
Tim Antropologi. 1996. Panduan Belajar Antropologi kelas 3 SMU. Jakarta :                          Yudhistira.










19.