Rabu, 06 Maret 2013

Proses Masuk dan Berkembangnya Pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia


Pada permulaan tarikh masehi, di Benua Asia terdapat dua negeri besar yang tingkat peradabannya dianggap sudah tinggi, yaitu India dan Cina. Kedua negeri ini menjalin hubungan ekonomi dan perdagangan yang baik. Arus lalu lintas perdagangan dan pelayaran berlangsung melalui jalan darat dan laut. Salah satu jalur lalu lintas laut yang dilewati India-Cina adalah Selat Malaka. Indonesia yang terletak di jalur posisi silang dua benua dan dua samudera, serta berada di dekat Selat Malaka memiliki keuntungan, yaitu:

  1. Sering dikunjungi bangsa-bangsa asing, seperti India, Cina, Arab, dan Persia,
  2. Kesempatan melakukan hubungan perdagangan internasional terbuka lebar,
  3. Pergaulan dengan bangsa-bangsa lain semakin luas, dan
  4. Pengaruh asing masuk ke Indonesia, seperti Hindu-Budha.
Keterlibatan bangsa Indonesia dalam kegiatan perdagangan dan pelayaran internasional menyebabkan timbulnya percampuran budaya. India merupakan negara pertama yang memberikan pengaruh kepada Indonesia, yaitu dalam bentuk budaya Hindu. Ada beberapa hipotesis yang dikemukakan para ahli tentang proses masuknya budaya Hindu-Buddha ke Indonesia.

1. Hipotesis Brahmana
Hipotesis ini mengungkapkan bahwa kaum brahmana amat berperan dalam upaya penyebaran budaya Hindu di Indonesia. Para brahmana mendapat undangan dari penguasa Indonesia untuk menobatkan raja dan memimpin upacara-upacara keagamaan. Pendukung hipotesis ini adalah Van Leur.

2. Hipotesis Ksatria
Pada hipotesis ksatria, peranan penyebaran agama dan budaya Hindu dilakukan oleh kaum ksatria. Menurut hipotesis ini, di masa lampau di India sering terjadi peperangan antargolongan di dalam masyarakat. Para prajurit yang kalah atau jenuh menghadapi perang, lantas meninggalkan India. Rupanya, diantara mereka ada pula yang sampai ke wilayah Indonesia. Mereka inilah yang kemudian berusaha mendirikan koloni-koloni baru sebagai tempat tinggalnya. Di tempat itu pula terjadi proses penyebaran agama dan budaya Hindu. F.D.K. Bosch adalah salah seorang pendukung hipotesis ksatria.

3. Hipotesis Waisya
Menurut para pendukung hipotesis waisya, kaum waisya yang berasal dari kelompok pedagang telah berperan dalam menyebarkan budaya Hindu ke Nusantara. Para pedagang banyak berhubungan dengan para penguasa beserta rakyatnya. Jalinan hubungan itu telah membuka peluang bagi terjadinya proses penyebaran budaya Hindu. N.J. Krom adalah salah satu pendukung dari hipotesis waisya.

4. Hipotesis Sudra
Von van Faber mengungkapkan bahwa peperangan yang tejadi di India telah menyebabkan golongan sudra menjadi orang buangan. Mereka kemudian meninggalkan India dengan mengikuti kaum waisya. Dengan jumlah yang besar, diduga golongan sudralah yang memberi andil dalam penyebaran budaya Hindu ke Nusantara.

Selain pendapat di atas, para ahli menduga banyak pemuda di wilayah Indonesia yang belajar agama Hindu dan Buddha ke India. Di perantauan mereka mendirikan organisasi yang disebut Sanggha. Setelah memperoleh ilmu yang banyak, mereka kembali untuk menyebarkannya. Pendapat semacam ini disebut Teori Arus Balik.
Pada umumnya para ahli cenderung kepada pendapat yang menyatakan bahwa masuknya budaya Hindu ke Indonesia itu dibawa dan disebarluaskan oleh orang-orang Indonesia sendiri. Bukti tertua pengaruh budaya India di Indonesia adalah penemuan arca perunggu Buddha di daerah Sempaga (Sulawesi Selatan). Dilihat dari bentuknya, arca ini mempunyai langgam yang sama dengan arca yang dibuat di Amarawati (India). Para ahli memperkirakan, arca Buddha tersebut merupakan barang dagangan atau barang persembahan untuk bangunan suci agama Buddha. Selain itu, banyak pula ditemukan prasasti tertua dalam bahasa Sanskerta dan Malayu kuno. Berita yang disampaikan prasasti-prasasti itu memberi petunjuk bahwa budaya Hindu menyebar di Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 Masehi.
Masuknya pengaruh unsur kebudayaan Hindu-Buddha dari India telah mengubah dan menambah khasanah budaya Indonesia dalam beberapa aspek kehidupan.
1. Agama
Ketika memasuki zaman sejarah, masyarakat di Indonesia telah menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Masyarakat mulai menerima sistem kepercayaan baru, yaitu agama Hindu-Buddha sejak berinteraksi dengan orang-orang India. Budaya baru tersebut membawa perubahan pada kehidupan keagamaan, misalnya dalam hal tata krama, upacara-upacara pemujaan, dan bentuk tempat peribadatan.

2. Pemerintahan
Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan oleh orang-orang India. Dalam sistem ini kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan. Oleh karena itu, lahir kerajaan-kerajaan, seperti Kutai, Tarumanegara, dan Sriwijaya.

3. Arsitektur
Salah satu tradisi megalitikum adalah bangunan punden berundak-undak. Tradisi tersebut berpadu dengan budaya India yang mengilhami pembuatan bangunan candi. Jika kita memperhatikan Candi Borobudur, akan terlihat bahwa bangunannya berbentuk limas yang berundak-undak. Hal ini menjadi bukti adanya paduan budaya India-Indonesia.

4. Bahasa
Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia meninggalkan beberapa prasasti yang sebagian besar berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Dalam perkembangan selanjutnya bahkan hingga saat ini, bahasa Indonesia memperkaya diri dengan bahasa Sanskerta itu. Kalimat atau kata-kata bahasa Indonesia yang merupakan hasil serapan dari bahasa Sanskerta, yaitu Pancasila, Dasa Dharma, Kartika Eka Paksi, Parasamya Purnakarya Nugraha, dan sebagainya.

5. Sastra
Berkembangnya pengaruh India di Indonesia membawa kemajuan besar dalam bidang sastra. Karya sastra terkenal yang mereka bawa adalah kitab Ramayana dan Mahabharata. Adanya kitab-kitab itu memacu para pujangga Indonesia untuk menghasilkan karya sendiri. Karya-karya sastra yang muncul di Indonesia adalah:
  1. Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa,
  2. Sutasoma, karya Mpu Tantular, dan
  3. Negarakertagama, karya Mpu Prapanca.

Selasa, 05 Februari 2013

@RRI singaraja




@ menjangan

di persembahyangan dewi kwan in


















green radio w/ kawan" di pulau menjangan

lupakan cinta pertama

Lupakan Cinta Pertama “Iya, iya... gua kan sebenarnya dulu naksir dia. Tapi gua memang belum sempet terus terang ke dia. Dan ketika lo gua kenalin, ternyata lo yang bilang ke gua lebih dulu kalo lo tuh suka sama dia.” “Sudah, sudah! Kenapa sih lo repot-repot ngebahas soal dia lagi...?” “Sorry, Jack! Gua kan cuma menjembatani hubungan antara lo sama dia...” “Menjembatani... menjembatani!! Apaan sih maksud lo!? Pake bahasa sok intelek gitu lagi!” “Maksud gua... gua cuma kepingin elo balik lagi sama Anastasya...” “Aduh Bram! Kan gua udah bilang kalo lo nggak usah lagi nyebut-nyebut nama dia di depan gua!!” “Jangan gitu dong, Jack! Dia bilang lo itu kan cinta pertama bagi dia. Gua rasa bukan cuma lo aja yang nggak kepingin pisah. Dia juga sama seperti lo. Kan keadaan yang buat lo nggak bisa ngewujudin keinginan lo berdua...” “Tau apa lo Bram soal cinta gua sama dia...?!” “Dia yang cerita, Jack!” “Jadi... dia udah cerita ke lo tentang keadaan hubungan gua sama dia...?” “Ya...” “Semua...?” “Semua udah dia ceritakan, nggak ada yang ditutup-tutupin...” “Buat apa dia cerita-cerita ke lo?” “....” “Bram! Kok lo diem! Anjrit lo!” “Eh... ya, ya... apa tadi...?” “Ngapain sih buka-buka majalah porno gua!” “Aeh, sori... gua kan cuma liat dikit... Nggak sengaja...” “Lo kok jadi kepingin tau privacy gue aja...!” “Lagian, ngapain sih lo nyimpen majalah kayak gini...?” “Bukan urusan lo!” “Ini lagi...!” “HEH!! Awas! Jangan sentuh!!” “Jack, Jack... Astaghfirullah... Nyebut Jack...! Lagian, lo tuh aneh! Sejak pisah sama dia, lo kok jadi berubah gini...??” “Tau apa lo!?” “Liat aja semua ini. Semua yang lo lakuin...” “Apa urusan lo?!” “Kok, apa urusan gua...?!” “Gua mau ngapain kek, kenapa lo jadi pusing...?!” “JACK! Denger ya... Kalo bukan karena Anastasya yang nyuruh gua monitorin lo, gua nggak bakalan sudi ngusik-ngusik kehidupan lo!” “UDAH GUE BILANG JANGAN SEBUT-SEBUT NAMA DIA LAGI!!! BUDEK LOO!???” “Oke.. oke...” “Gini aja. Sekarang lo cepet pulang. Temuin dia. Bilang kalo dia nggak usah mengharapkan gua lagi. Gua udah cukup bahagia bisa hidup tanpa dia..” “Apa Jack...!? Lo bilang semua ini bikin lo bahagia..? Oh my good! Look it all, Jack! What the hell are you doing, Jack?! Ngobat, VCD porno, majalah porno...” “Udah, udah!!” “Semua ini bukannya pelarian lo karena pisah dari dia...?!” “UDAH!!” “Sejak lo pisah darinya kehidupan lo bener-bener berubah...” “CUKUP, BRAM!!” “.....” “Ngapain sih lo ngomong kayak gitu, Bram...?” “.....” “Dibayar berapa lo sama dia...?” “Oke, oke... sekarang gue mau ngomong serius sama lo. Ini yang terakhir. Kita udah sama-sama dewasa, Jack. Gua nggak mau persahabatan kita selama ini tambah hancur cuma gara-gara satu cewek. Lo denger penjelasan gue Jack...” “Udah ngomong aja. Pake muter-muter lagi...” “Ini serius, Jack!” “Ya serius. Ngomong aja lo!” “Yang pertama kali kenal Anastasya tuh kan gue. Inget kan lo...?” “Ya, gue terima... lantas?” “Sekarang gue mau jujur ke lo. Kalau sebenarnya dulu itu gue naksir banget sama Anastasya...” “Bisa nggak, lo tuh nggak usah sebut namanya?!” “Kenapa sih lo!!” “GUE BENCI BANGET DENGER NAMANYA, TAUUU!!!” “Lo jangan bohong, Jack! Lo nggak usah pura-pura benci sama dia. Gua tau kalo lu tuh masih cinta berat sama dia!” “Cinta berat...? Taik kucing!! Udah lo lanjutin cerita lo. Ngelama-lamain aja lo!” “Seperti yang gue bilang tadi, kalo gua tuh naksir banget sama Anastasya. Tapi setelah gua kenalin ke lo, ternyata dia berpaling dari gua...” “Salah gua apa?! Kan dianya yang mau...?” “Anjrit, lo!! Lo lupa ya, sejak lo gue kenalin sama dia, lo kan ngejar-ngejar dia terus!” “Apa salahnya...? Emang gue tau kalo lo juga suka sama dia...?” “Semua ini gua lakukan karena waktu itu gue ngasih kesempatan ke elo, Jack...” “Oh ya...? Terus, kalo sekarang ini akhirnya gua udah nggak lagi sama dia, kenapa...? So What gitu lho...?!” “KURANG AJAR LO, JACK!” “Lho, lho...??? Jangan emosi kayak gini dong...?” “Abis, lo ngeselin banget sih...” “Oke, oke... daripada nantinya kita ribut, mending urusan ini harus kita clear-in sekarang juga. Kepala boleh panas, tapi hati tetep dingin Bram...” “Ya udah, gue setuju. Kalo emang lo udah nggak lagi mau dengar tentang dia, gua nggak akan nyebut-nyebut dia lagi di depan lo...” “Nah gitu dong! Dari tadi kek...” “Sori kalo gua emosi. Barusan itu gue cuma berusaha ngeyakinin lo doang...” “Ya udah. Jangan banyak basa-basi lagi. Tadi sampe di mana...?” “Iya, iya... gua kan sebenarnya dulu naksir dia. Tapi gua memang belum sempet terus terang ke dia. Dan ketika lo gua kenalin, ternyata lo yang bilang ke gua lebih dulu kalo lo tuh suka sama dia. Sebagai teman, gua mengalah. Coba lu pikirin Jack! Gua tuh mengalah demi sahabat...” “Nah sekarang, setelah gua tahu dari cerita dia tentang hubungan kalian, gua kok ngerasa seperti diludahin sama elo...” “Maksud lo...?” “Jujur aja ya, Jack. Gua tuh ngerasa sakit sewaktu lo dan dia jadian. Sampai saat ini pun gua masih ngerasain pedihnya. Nah elo, kok sekarang bisa-bisanya mutusin dia begitu aja. Dengan begitu, gua ngerasa apa yang udah gua lakukan dulu sia-sia...” “Sia-sia gimana...?” “Gua berharap lo nggak ninggalin dia, Bram...” “Oke, oke... gua ngerti. Sekarang gua mau jujur juga sama lo. Sebenernya... gua tuh masih suka sama dia. Tapi, kayaknya gua nggak bisa jalan lagi sama dia...” “Kok..?” “Ya, gua udah ngerasa nggak cocok aja sama dia...” “Alasannya?” “Alasannya... nggak ada...” “Kok nggak ada?!!” “Apa mesti pake alasan...? Hak gua dong kalo gua nggak mau lagi jalan sama dia. Dan gua harap lo nggak usah ngatur gua dalam urusan kayak gini. Lagian, masih banyak hal lain yang bisa kita omongin. Masalah sekolah kek, masa depan kita, atau apa kek... pokoknya apa aja, asal nggak ngebahas hubungan gua sama dia...” “Ya udah kalo gitu. Gua cuma kepingin tau aja kok. Gua juga nggak bisa maksa lo harus jadian sama siapa.” “Nah gitu dong! Kita ini sahabatan sejak kecil, Bram. Jangan cuma gara-gara kayak gini kita jadi ribut...” “Oke, oke... gua setuju. Kalo gitu, gua jalan dulu deh...” “Jalan ke mana lo...? Gua pikir lo datang ke sini mau ngomongin apa... He he he...” “Ini kan malam minggu, Jack. Gua kepingin refreshing nih. Udah lama gua nggak jalan sama cewek...?” “HAH... Jadi sekarang lo udah punya cewek, Bram...?” “Emang cuma elo aja yang bisa...” “Cewek lo anak mana...?” “Lo pasti kenal banget sama dia. Dia cewek yang udah lama banget gua taksir. Jujur aja, dia itu cinta pertama gua, hingga gua nggak bisa ngelupain dia sampai sekarang ini...” “Siapa...?” “ANASTASYA!!!” GABRUKKKK....! “Lho, Jack... Jack...” “.....” “Jack... Kenapa lo...?” “Tol... tolong... bawa gua ke rumah sakit...” **Oleh Zaenal Radar T.

tugu 3

www.facebook.com